Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Jumat, 14 Maret 2014

#MelawanAsap




 Sumber Gambar di sini

 
Sejak kemarin siang,kantor diliburkan. Bencana asap di bumi Lancang Kuning,akhirnya meruntuhkan dahsyatnya dinding yang biasanya lebih ingin bertahan. Kemarin siang, asap memang tambah tebal dan pekat, jarak pandang sangat dekat, bau asap sudah semakin parah. Aku tak pernah sesak karena bencana asap RIAU sebelumnya.Sebelas tahun menjadi penghuni bawah langit RIAU, baru kemarin, asap membuatku sesak dengan tenggorokan yang terasa kering dan perih.

Pagi ini, kuintip warna langit lewat jendela depan rumah. Masih belum berubah. Langit masih saja berwarna putih kekuningan karena asap. Jendela pun tak lagi ku buka, karena takkan lagi mampu menghantarkan udara bersih bagi seisi rumah. Ya Allah...ampuni dosa-dosa kami, dosa-dosa hamba-hamba-Mu.....turunkanlah hujan rahmat bagi tanah Lancang Kuning ini Ya Allah....

Bagai terpenjara. Karena untuk waktu ini, berada di dalam rumah,menghindari aktifitas di luar, adalah jalan keluar yang terbaik. Status FB, BBM dari teman-teman, isinya semua tentang ASAP. Beberapa sudah memutuskan untuk beranjak dari kota yang katanya tak lagi layak huni ini. Yang kadar oksigen murninya tinggal 1% (Astaghfirullah.....). Mereka nekat menempuh jalan darat maupun laut, karena bandara pun tutup.

Ku lihat diri sendiri. Tenggorokan masih sakit, meski sudah lebih baik dari kemarin. Migrain masih saja setia, flu yang tak kunjung sembuh,badan yang terasa lemas. Aku terpaku,melihat suami yang masih sibuk ini itu.'Masih ada yang harus disiapin buat acara di kampus besok, Ma',ujarnya. Aku cuma bisa menghembuskan nafas panjang. Semoga bisa segera selesai. Ku cermati anak-anakku. Si kakak sudah mulai batuk-batuk.Aku bersyukur,mereka masih bisa main dengan riang di dalam rumah.

Entah apa yang dipikirkan penguasa-penguasa negeri ini, terutama pemerintah daerah atau siapa saja yang sebetulnya punya 'tangan' dan kekuatan untuk berbuat. Masak masyarakat cuma di suruh pasrah pada Allah SWT saja. Sementara Allah SWT menyuruh kita terus berbuat untuk mampu mengubah nasib. Asap Riau memang bukan barang baru. Tapi bukan berarti harus terima nasib dan pasrah saja pada keadaan donk....

Belum lagi para caleg yang sebelumnya sibuk janji ini itu demi jebol di pemilu April ini. Suaranya ruame bahkan kadang nyebelin. Tempel poster sana sini. Bilang sudah berbuat ini dan itu demi kebaikan banyak orang. Ini ASAP bencana sungguhan Bung.....apa ente gak ngeliat? Itu asap juga 'pamer' warna dan bau di rumah ente toh?.....trus, manaaaaaaa actionnnyaaa? Banjir di tanah orang sibuknya muintak ampyun.....bencana kelud, huebohhh, pasang foto bantuan ini itu....Ini juga bencana Mennnnn......di bawah langit di mana kamu bernaung...lalu mana foto-foto aksimu???
Riau ini juga Indonesia kannn.....bukan cuma Jakarta....:-(
Nasebb...nasebb....daerah.....

Akkhhh......
sudah 49.500 lebih masyarakat Riau terkena ispa
oksigen bukan lagi 'barang' gratis
karena harus beli tabung oksigen kalo mau dapet oksigen murni
berapa banyak orang yang asma harus merasakan pedih dan sulitnya oksigen murni?
Lhaaa...ini kan BENCANA juga wahai para pemimpin negeri
atau para CALON pemimpin negeri....
Sedih.....

Lalu, yang terus aja semangat buat bakar-bakar...
Sepertinya janji Tuhan atas pembalasasn bagi orang-orangyang mendholimi orang lain
gak bikin kalian pada takut ya...
Mengambil hak sebegitu banyak orang
Disumpah serapahin....
Luar biasa SINTING kalian memang....
Allah SWT gak tidur.....kalian akan dapat balasannya !!!

Teman,
Siapapun, dimanapun,
Biarpun anda tidak tinggal di bawah langit RIAU
Ayo....luangkan waktumu sedikit saja untuk membantu tanah lancang kuning ini
Suarakan #MelawanAsap dan #PrayForRiau
Hal-hal kecil dapat menjadi besar
Jika kita melakukannya bersama-sama



Letih dengan keadaan asap begini
Umbansari Atas,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog ini. Feel free to make any comment yaaa...