Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Senin, 15 Juni 2015

Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba Wujud Terobosan BNN Selamatkan Korban Narkoba

Awal tahun 2015, Pemerintah bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), TNI, Polri, pegiat antinarkotika, dan mahasiswa mendeklarasikan Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba. Jumlah tersebut merupakan target minimal yang mampu dilakukan BNN. Dengan gerakan ini, BNN berharap dapat merehablitasi 100.000 penyalahguna narkoba setiap tahunnya. (Sumber : BNNP Aceh)

========================================================================

Belakangan ini berita-berita di berbagai media baik cetak maupun elektronik membahas banyak sekali kejadian atau temuan yang berkaitan dengan narkoba. Barang haram tersebut sudah menyerang masyarakat Indonesia dari segala sisi dan tanpa pandang bulu. Lihat saja berita-berita yang mulai sangat sering muncul pada layar kaca televisi kita. Mulai dari artis, anggota dewan baik pusat maupun daerah, para pejabat, hakim, siswa hingga ibu rumah tangga pun sudah menjadi korban narkoba.

Maka tak heran, Presiden RI pun menyatakan bahwa Indonesia darurat narkoba. Data BNN juga menyebutkan bahwa pengguna narkoba di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, BNN pun bergiat melakukan terobosan-terobosan untuk mencegah penyebaran penggunaan narkoba yang lebih luas serta melakukan pemberantasan pada penyalahgunaan dan peredaran narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya. Salah satu terobosan terbaru BNN yang dicanangkan pada tahun 2015 ini adalah Rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba. Gerakan ini adalah upaya untuk menyelamatkan para korban narkoba agar tidak terperosok ke dalam jurang yang lebih dalam. 

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, pecandu narkotika wajib direhabilitasi. Ada perbedaan antara pengedar dan pemakai atau pecandu narkotika. Dalam hal ini, undang-undang menempatkan pecandu sebagai korban kejahatan narkotika yang wajib direhabilitasi, sementara pengedar tetap dihukum penjara bahkan sampai hukuman mati.

Lalu bagaimanakah pengadilan dapat memutuskan terdakwa pengedar atau pecandu? Pada saat terjadi kasus pidana kekerasan maka biasanya polisi akan meminta apa yang disebut dengan visum et repertum kepada dokter untuk mengetahui informasi-informasi yang terkait penyebab tindak pidana kekerasan tersebut terjadi dan pengaruhnya terhadap kesehatan korban. Dalam kasus narkoba, visum et repertum itu dinamakan asessmen. Sistem asessment digagas oleh BNN di tahun 2014 dengan ditetapkan nota kesepakatan bersama antara Mahkamah Agung, Kementrian hukum dan HAM, Kementrian kesehatan, Kementrian Sosial, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI dan BNN. Tujuannya adalah untuk melakukan pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna dan pecandu narkoba serta mewujudkan koordinasi dan kerjasama secara optimal antar instansi penegak hukum dalam rangka penyelesaian permasalah narkotika dan pemberantasan peredarannya melalui penanganan tersangka penyalahgunaan narkotika dengan program pengobatan,perawatan dan pemulihan.

Asessmen terhadap tersangka penyalahguna narkoba dilakukan oleh Tim Asessmen yang terdiri dari penyidik Polri dan/atau penyidik BNN. Tim asessmen dapat menentukan 3 katagori tingkat keparahan penyalahguna narkotika yakni:

1. Tingkat ringan, yaitu jika kondisi seorang pengguna masih coba-coba dimana penggunaan narkotika dianggap rekreasi dan hanya dilakukan pada situasi tertentu.

2. Tingkat Sedang, yakni ditandai kondisi korban yang menggunakan narkotika secarateratur lebih dari 2 kali seminggu dan menggunakan 1 atau lebih jenis narkoba.

3. Tingkat Berat, jika penggunaan narkotika setiap hari, menggunakan suntik dan ditemukan adanya komplikasi medis dan psikis.

Tim asessmen mengetahui katagori penyalahgunaan narkoba melalui hasil pemeriksaan fisik, psikis dan laboratorium. Jika pengguna dikategorikan ringan, maka disarankan penyidik untuk wajib lapor, dilakukan konseling individu dan psiko edukasi keluarga. Jika dikatagorikan berat, maka diwajibkan mengikuti proses rawat jalan dan rawat inap bagi yang menderita komplikasi medis.

Mengapa korban narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara?
Rehabilitasi adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009).
Mereka yang menjadi pengguna narkoba sebetulnya adalah korban kejahatan yang bersifat adiksi. Korban kejahatan seperti ini membutuhkan perlakuan khusus agar mereka mendapatkan perlindungan dan perawatan yang sesuai sehingga diharapkan mereka dapat kembali menjadi warga negara yang produktif. Penjara tidak serta merta menyelesaikan kasus penyalahgunaan narkoba. Karena tanpa perawatan yang sesuai, justru mereka berpotensi besar untuk kembali menjadi pembeli dan pecandu narkoba.

Dengan hukuman penjara, mata rantai pengedaran narkoba tidak akan bisa diputus. Karena akan ada saja pecandu yang membeli barang haram tersebut dari pengedar. Sifat narkoba yang menyebabkan ketergantungan menyebabkan pera pecandu yang belum sembuh akan terus mencari narkoba demi kebutuhannya. Maka terobosan BNN untuk melakukan rehabilitasi bagi pecandu narkoba adalah langkah yang patut didukung untuk menyelamatkan generasi bangsa dari kehancuran akibat narkoba.


Lingkungan rehabilitasi sangat berbeda dengan lingkungan penjara. Seseorang yang masuk ke dalam rehabilitasi akan menjalani proses pengobatan atau pemulihan dan diawasi sehingga ketergantungan terhadap narkoba sedikit demi sedikit akan hilang. Sangat berbeda dengan lingkungan penjara yang memungkinkan terjadinya hal-hal negatif termasuk seks bebas dan kekerasan. Ditambah lagi peredaran narkoba pun dapat terjadi dipenjara. Maka para pecandu ini tidak akan pernah sembuh.
Sebagaimana yang kita pernah baca atau dengar dari para mantan pecandu narkoba.Tidak sedikit dari mereka memilih menggunakan narkoba karena himpitan hidup,stress, ketidakmampuan menyelesaikan masalah pribadinya, menjadi korban keluarga broken home lalu mencari jalan pintas untuk mendapatkan perasaan senang sekejap yang ternyata justru menjadikan mereka tergantung pada narkoba dan menghancurkan masa depan mereka. Terlebih lagi berita yang akhir-akhir ini santer terdengar, dimana para pengedar telah menjadikan siswa sekolah dasar sebagai target korban mereka. Para produsen narkoba membuat narkoba seperti bentuk permen-permen yang menarik siswa sekolah dasar untuk mencobanya. Lalu tanpa sadar, para siswa tersebut perlahan dan pasti akan menjadi pecandu narkoba. Sangat miris bahwa diantara para pecandu, sangat mungkin ada mereka yang benar-benar hanya korban yang terjerumus dalam lingkaran setan narkoba akibat kejahatan pihak lain.

Secara pribadi, saya termasuk salah satu warga negara yang menginginkan agar pengedaran narkoba bisa diberantas habis dan para pengedar diberi hukuman seberat-beratnya. Tak terbayangkan masa depan yang akan disongsong oleh para anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa jika masalah narkoba ini tidak mampu diatasi dengan baik. Tentu saja kita tidak menginginkan jika kelak negara ini diisi dengan para genarasi penerus yang bermental narkoba. Namun, langkah BNN melakukan deskriminalisasi terhadap penyalahguna narkoba patut didukung. Rehabilitasi akan memberi jalan bagi mereka para pecandu yang tanpa sengaja terjerat dalam lingkaran narkoba maupun para pecandu yang ingin sembuh untuk dapat kembali menata hidup dan masa depan mereka.

Oleh karena itu, tentu saja kita sangat mengharapkan agar proses asessmen yang dilakukan terhadap terdakwa narkoba dapat dilakukan secara benar, bersih dan sesuai prosedur. Sehingga tujuan dari deskriminalisasi akan tercapai dan tidak salah target. Karena proses asessment yang buruk dan tidak sesuai prosedur akan memberikan kesempatan bagi para pengedar untuk lolos dari jerat hukum. 

Mari Berperan serta Mensukseskan Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna narkoba

Apapun program yang dicanangkan pemerintah dan BNN untuk mengatasi darurat narkoba hanya akan menjadi mimpi jika tidak ada peran serta dari berbagai pihak. Selain institusi yang terkait terhadap penanganan maupun pemberantasan narkoba, peran masyarakat dan pemuda akan memberikan dampak yang signifikan. Jika ada orang-orang terdekat kita yang ternyata terindikasi sebagai pecandu narkoba, jangan takut untuk melaporkannya karena tidak akan diberi sanksi pidana. Pelaporan dilakukan ke Institusi Penerima Wajib Lapor atau IPWL. IPWL adalah pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah.

Demi menyukseskan Indonesia yang bebas narkoba, semua komponen bangsa harus bersama-sama bergandengan tangan untuk tidak memberi ruang bagi terjadinya pengedaran maupun penggunaan narkoba di lingkungannya. Para orangtua harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang cukup untuk mampu mengenali gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pecandu narkoba. Hal ini akan membantu para orangtua mengenali secara dini jika anak-anak mereka menggunakan narkoba dan dapat memberikan bantuan sesegera mungkin agar dampaknya tidak menjadi semakin buruk.

Adapun ciri fisik dapat dikenali dari mereka yang menggunakan narkoba adalah sebagai berikut :

- Mata merah
- Bau badan sangat menyengat. Mereka yang memakai putaw biasanya malas mandi dan hanya menggunakan baju yang itu-itu saja.Rabut juga terlihat berminyak dan mudah rontok.
- Pernapasan lambatdan dangkal seperti orangyang baru selesai berolahraga.

Selain itu perilaku yang biasa terjadi pada pecandu narkoba adalah :

- Aktivitas tidur terganggu.
Pecandu narkoba dapat tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari, atau sebaliknya.

-Perubahan perilaku makan dan minum.
Pecandu narkoba dapat menjadi orang yang tidak suka makan atau malah makan secara berlebihan.

-Menjadi emosional dan sensitif.
Pecandu narkoba sangat mudah tersinggung. Kesalahan kecil bisa dianggap kesalahan besar yang mengganggu dirinya.

-Kekacauan cara berfikir.
Bagi yang sering menggunakan narkoba biasanya mengalami kekacauan pikiran dan sangat sulit berkonsentrasi.

-Kebutuhan uang bertambah.
Pemakai narkoba biasanya mulai merongrongkeluarga untuk menyediakan sejumlah uang untuk membayar sesuatu.

Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati !

Pepatah lama yang mengatakan mencegah lebih baik dari pada mengobati sangat tepat untuk mencegah anak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Keluarga adalah tempat dimana anak dapat memperoleh informasi awal tentang bahaya narkoba. Untuk itu orangtua diharapkan wajib memberikan perhatian dan pengawasan yang cukup serta memberikan pengetahuan kepada anak agar menyadari bahaya narkoba.
  
Mengobati anak yang terlibat narkoba jelas membutuhkan energi dan biaya yang lebih besar daripada melakukan tindakan pencegahan sedari dini. Oleh karena jeratan narkoba sudah merambah hingga ke tingkat siswa sekolah dasar, adalah sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba sejak dini.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh para orangtua untuk melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba adalah :

1. Mempelajari masalah narkoba. 
Orang tua harus sebisa mungkin mengikuti perkembangan terbaru jenis dan bentuk narkoba baik dari media cetak,media elektronik maupun dalam forum diskusi. Pengetahuan ini kan memberikan jalan bagi orang tua menentukan tips kepada para anak-anak mereka untuk menghindari jenis-jenis narkoba tertentu yang kadang kala diedarkan sebagai makanan.

2. Mengajarkan anak tentang apa itu narkoba dan bahayanya bagi tubuh.
Orang tua harus bisa menjelaskan secara spesifik, konsisten dan masuk akal tentang bahaya narkoba bagi tubuh, sehingga anak akan bisa mengerti pengaruh buruk narkoba.

3. Mewaspadai sikap dan perilaku anak.
Orang tua seyogyanya memberikan perhatian dan pengawasan yang cukup kepada anak. Orangtua harus bisa melihat perubahan-perubahan kecil perilaku anak. Sikap waspada terhadap perilaku anak juga dapat memberi sinyal kepada orangtua jika anak terindikasi menggunakan narkoba.

4. Pola hidup sehat dalam Keluarga.
Penyalahgunaan narkoba adalah salah satu dari bentuk kenakalan anak. Dan seringkali anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup di rumah lalu mencari kenyamanan di luar rumah lalu jatuh dalam jerat narkoba. Maka menjalin hubungan dan komunikasi yang baik diantara orang tua dan anak akan sangat mempengaruhitingkatkeberhasilan usaha orangtua untukmenjauhkan anak dari bahaya narkoba.

5. Bekerjasama dengan lingkungan sekolah.
Hal ini sangat penting, mengingat sebagian waktu anak-anak dihabiskan di sekolah dan tidak sepenuhnya orang tua bisa memantau perilaku anak di sekolah.Oleh sebab itu kerjasama dan komunikasi yang baik antara orang tua dan pihak sekolah menjadi hal yang sangat penting untuk menghindari anak terlibat penyalahgunaan narkoba. Selayaknya orangtua dan pihak sekolah saling memberikan informasi jika terjadi hal-hal yangtidak biasa pada anak. 

6. Bekerjasama dengan lingkungan rumah.
Menjalin komunikasi yang baik dengan lingkungan di sekitar rumah juga menjadi faktor yang penting dalam melakukan tindakan pencegahan agar anak tidak terlibat narkoba. Orangtua harus mengetahui lingkungan bermain anak. Secara bersama-sama dengan tetangga, para orang tua lain, RT dan RW mengawasi pergaulan anak-anak.

Sekali lagi, mari kita bersama-sama mensukseskan gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba yang digagas oleh BNN. Salah satunya adalah dengan menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada orang-orang terdekat, keluarga, teman dan tetangga tentang program rehabilitasi ini. Sehingga akan banyak pecandu yang bisa diselamatkan masa depannya. Bagi mereka yang pecandu, sadarilah bahwa narkoba hanya menawarkan masa depan suram dan kematian. Songsong hari depan lebih baik dengan memulihkan diri dan menjauh dari narkoba. Hidup indah tanpa narkoba !




Sumber :
- http://blog.bnnpaceh.com
-http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputi-pencegahan/tips/10763/tips-mengenal-ciri-ciri-anak-pengguna-narkoba
-http://belajarpsikologi.com/cara-pencegahan-narkoba-sejak-dini/
-http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputi-pencegahan/tips/10787/7-langkah-pencegahan-penyalahgunaan-narkoba
-http://ditnarkobajabar.org/berita-153-tips-mengenal-ciriciri-anak-pengguna-narkoba.html


Jumat, 12 Juni 2015

Holiday in Malaysia : Part-2

Hi.....ketemu lagi. Kali ini mau lanjutin cerita tentang jalan-jalan ke Malaysia kemarin. Ini bagian-2 nya. Soalnya kalau dibuat langsung jadi satu postingan bisa pegel dan panjang banget. Kuatir nge-bosenin...hehehe.


Ok, buat yang baru merapat (kapal kaleee..) silahkan cek postingan part-1 di sini ya. Sok lah mari kita lanjut...

Day-2
Genting Highlands - Suria KLCC (Petrosains - Twin Tower - Air mancur)

Setelah pegel berjalan kaki dari Masjid Jamek ke Hotel Citin, suami dan anak-anak pun tidur lelap dengan sukses. Kecuali daku. Kenapa? Entahlah....kemungkinan pertama karena terlalu lelah dan sudah kepikiran persiapan esok hari, jadi gak bisa tidur. Secara yang paham itinerary dan jadi time keepernya daku. Kemungkinan kedua, si Papa buat cappucino sebelum tidur, tapi ditinggal tidur ama dia. Aku yang ngeliat kepulan asap yang menggoda, akhirnya nyeruput tuh kopi ampe tandas. Dan, aku sukses terjaga hingga jam 3 dini hari. Lalu entah tertidur entah enggak, pokoknya sudah harus bangun sholat subuh aja. Aihh...

Rencana hari ini adalah bangun sepagi mungkin untuk pesan tiket bus menuju Genting Highland. Eh tapi karena masih capek, anak-anak masih meringkuk di atas tempat tidur dan masih enggan bangun. Walhasil, jam 8 pagi baru sarapan di restoran hotel. Dan begitu nyebrang ke terminal bus Puduraya sudah bisa ditebak, gak dapet tiket bus Go Genting paling pagi karena sudah habis terjual.Terpaksa pesan tiket untuk jadwal keberangkatan berikutnya, dapat yang jam 10 pagi. Karena masih sekitar 1 jam lagi, kami memutuskan untuk bersantai dulu di hotel yang notabene deket banget ama terminal bus Puduraya.


Beli tiket Go Genting di Puduraya Station

Begitu waktu keberangkatan sudah dekat, anak-anak sudah tidak sabar ingin memulai petualangan barunya. Fadhli berkali-kali tanya kapan bisa naik ke bus. Dan di saat bersamaan ketemu sesama warga Indonesia yang juga sedang holiday di sana. Sebelum berangkat, kami sempatkan beli Dunkin Donut dulu buat cemilan di jalan. Bus Go Genting yang kami naiki kondisinya bagus dan nyaman banget. Seat 2-2, bersih, AC dingin dan nyaman bangeeet. Kekuatiranku soal Kak Ciwa yang mabuk darat tak lagi beralasan. Justru anakku itu sangat menikmati perjalanan, bahkan tak sedikit pun mengeluh mual. Alhamdulillah.


Bus Go Genting:  Bersih, Dingin, Nyaman.

Sekitar kurang lebih 1 jam sampailah kami di perhentian bus Genting Sky Way. Dari sini, kami membeli tiket Sky way menuju Genting highlands. Sebetulnya tiket bisa kita beli terusan. Artinya tiket bus yang langsung include tiket sky way. Tapi si mbak yang di konter bus tadi bilang jaringan sedang off dan tidak bisa membeli tiket terusan. 

Karena antriannya lumayan, aku dan suami bagi tugas. Suami ngantri di penjualan tiket Sky Way, sementara aku ngantri di penjualan tiket bus untuk kembali ke KL. Kuatir kalau beli nanti, tiket keberangkatan terdekat habis dan harus nunggu keberangkatan berikutnya. Padahal ada schedule kunjungan ke tempat lain yang harus dikejar. Plus info dari beberapa blog juga sih, mendingan beli diawal dan mengatur lama keliling di Genting-nya, jadi rencana gak akan bergeser jauh. Begitu.....:-)


Tempat pembelian tiket Skyway dan Express Bus di Terminal Bus Genting

Kalau tiket Sky way juga kita belinya PP. Ini mah gak papa, mo dipake jam berapa pun gak masalah. Tapi kalau mau berlama-lama di Genting, jangan lupa kepo-in jadwal terakhir sky way dan bus-nya ya guys. O ya, sekedar info, kalau di sana tuh keterangan pp itu ditulis 'dua hala' :-).

Wokeh, dan tibalah waktu naik Sky Way. Anak berdua pada huebohh. Apalagi begitu melihat pemandangan di bawah....serasa gimana gitu. Fadhli njerit-njerit senang plus ngeri gitu. Tapi gak berapa lama sudah tenang dan bener-bener happy. Tentu saja gak lupa kami mengambil beberapa jepretan buat kenang-kenangan, hehehe.




Bikin ngeri juga, lihat deh ada lintasan yang menukik seperti ini.

Beberapa Foto yang kami ambil di Ketinggian - Skyway


Sesampainya di Genting Highland, aku agak ngerasa gimana gitu. Dari beberapa blog traveller yang aku baca, katanya suhu di sana cukup dingin.Tapi kok rasanya saat itu tidak, alias biasa-biasa aja. Padahal aku udah nyiapin jaket sejak dari Indonesia yang selalu ready di dalam tas ransel yang selalu ikut kemana pun kami pergi. Tapi memang para blogger itu ke Genting saat di sana sedang hujan sih....Tapi ya teman-teman, ternyata begitu selesai main di Indoor Theme Park dan mau ambil foto suasana outdoor, eh....suasana tiba-tiba berkabut hingga cukup tebal. Sampai-sampai logo Genting Higlands yang awalnya sangat jelas jadi samar karena kabut. Dan.....brrrr....tiba-tiba jadi dingiiiin....


Bisa lihat kan beda 2 foto ini. Yang kanan sudah berkabut. Hanya dalam beberapa menit saja.


Fadhli minta difoto di depan mobil yang entah punya siapa.Keren katanya...hihihi
Happy...setiap kali bisa menikmati petualangan baru bersama...:-)

FYI, si Genting ini terkenal banget karena Casino-nya. Tapi kami ke sana bukan karena mau berjudi ya, justru pengen nyoba sky way aja aslinya. Wkwkwk. Tempatnya cukup luas, jadi mau cari Indoor Theme Parknya juga harus nanya sana-sini, termasuk ke bagian informasi yang lagi-lagi ngasih direction dengan pembukaan bahasa melayu dan dilanjutkan bahasa inggris. Weleh, kupingku harus selalu fokus setiap kali nanya direction, biar 'ngeh' mereka bilang apa....:p *nasib yang englishnya jongkok-berdiri...hahaha

Yang ber-happy ria di Genting ya Fadhli. Asyik dia main di Ezi Indoor Theme Park. Kalau kak Ciwa hanya mencoba beberapa permainan saja. Katanya lebih banyak mainan buat cowok dari pada buat cewek. Sementara daku ya milih mojok duduk manis sambil ngelus perut yang laper.....hehehe. Puas main di sana, kami memutuskan untuk mencari makan dan lalu segera menuju ke tempat naik bus. Tapi eh tapi, pegel keliling, kok ya gak nemu tempat makan yang bisa bikin 'waras'. Soalnya tulisannya Cina semua....trus intip-intip menunya nemu yang ada tulisan alkohol dan teman-temannya. Jadi bingung yang mana yang halal. Sempet nyesel gak buat catatan tentang makanan halal di Genting. Yo wis, kami memutuskan kembali naik ke sky way dan berharap ada makanan halal yang dijual di sekitar terminal bus di sana.


Salah satu sudut Indoor Theme Park

Sayang seribu sayang, sudah naik turun disekitar terminal bus nya, tapi gak ada yang jual nasi. Hanya ada beberapa swalayan yang jual minuman dan makanan ringan. Celingak-celinguk, eh ada Mi Sedap Indonesia punya. Ya udah, lumayan buat nge-ganjel perut yang udah laper. Begitu turun ke bawah, yang ngantri tiket sky way maupun bus ruameee minta ampuun. Gak ada tempat buat duduk di sana. Daaann...kami pun ngemper di tangga depan sambil makan mie instan yang sudah diseduh air panas. Setelah kenyang, segera tanya arah untuk naik bus. Sampai di sana, ada kantin kecil yang jual nasi...alamakkk....sementara waktu keberangkatan sudah tiba. Pasrah dan ikhlas dulu hanya diisi mie instan. 

Bus yang kami tumpangi untuk kembali ke KL berbeda, tapi masih tetap bersih dan nyaman. Kami memutuskan kembali ke terminal Puduraya. Dulu saat bikin rencana itinerary sih, dari Genting maunya ke terminal Gombak trus lanjut ke Batu Caves. Tapi setelah timbang-timbang, daripada ke Batu Caves dan harus menempuh ratusan anak tangga untuk ngeliat goa emas sementara perut ndut begini, mending bikin happy anak-anak dengan punya pengalaman tentang sains di Petrosains. Okelah yaa....:-P

Tiket Bus Go Genting                 : @RM 4.60
Tiket Sky Way PP                       : @RM 25.60
Tiket Genting Sky Way ke Pudu  : @RM 4.60
Ezicard indoor theme Park        : RM.22.20 for 20 credits, RM.15.60 for 15 credits

Sampai di terminal Puduraya langsung ke Suria KLCC. Karena kalo mampir hotel dulu, pasti langsung tidur deh. So....kami ke KLCC dengan Taxi. Soalnya kalo mau cari moda transportasi lain nanti jadi ribet dan lama. Padahal waktu udah nunjukkin pukul 3 sore. Dan info yang sudah aku catat sebelumnya, waktu pembelian tiket Petrosains itu terakhir jam 5 sore. Meski jarak Pudu ke KLCC sebetulnya tidak terlalu jauh, tapi kalau ditempuh jalan kaki bisa bengkak juga, hehehe.

Sampai di KLCC langsung tanya bagian informasi dimana letak Petrosains. Dan lagi, dengan bahasa yang mix kami diberitahu bahwa Petrosains terletak di lantai 4 gedung Suria KLCC. Tanpa pikir panjang langsung bergerak ke tempat yang dimaksud, memesan tiket, titip ransel dan masuk menikmati bermacam-macam games di dalam. O ya, saat beli tiket, petugas akan tanya dari mana kita. Soalnya bagi warga Malaysia harga tiket lebih murah daripada pengunjung dari negara lain. Mau ngaku warga Malaysia, kuatir ngomongnya gak semirip Upin Ipin....hehehe. O ya,kalau mau tau tentang Petrosains langsung aja kunjung ke websitenya di sini.

Masuk ke wahana Petrosains tuh udah dibuat menarik loh. Jadi kita gak jalan kaki tapi menaiki semacam transportasi unik dengan rel, yang berbentuk hampir lingkaran (bisa diandaikan pesawat luar angkasa gitu deh) dan dibawa naik turun serta berputar-putar dengan narasi tentang perjalanan perkembangan pengetahuan dan teknologi dari zaman dinosaurus dulu sampai sekarang. Memang pas banget buat anak-anak. Di dalamnya juga banyak sekali semacam games yang bisa dicoba oleh anak-anak. Yang jelas menariklah....Di bagian akhir juga anak-anak disuguhkan pengetahuan tentang eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi. Sepertinya petrosains ini juga bagian dari wahana yang memperkenalkan masyarakat pada petronas, soalnya ada bagian khusus yang menjelaskan proses-proses yang dilakukan dalam industri eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi seperti petronas....hehehe.


@Petrosains: Bawah : Beli tiket Paket Family yg lebih hemat
Kiri atas : Ngantri masuk
Kanan atas: Kendaraan masuk ke petrosains

Games di Petrosains.
Atas Kiri: Ball games yang akan bergerak dengan sundulan kepala.
Atas Kanan : Kupu-kupu yang terbang akan hinggap di bagian bayangan tubuh.
Bawah Kiri : Nyobain sengatan listrik
Bawah Kanan : Lupa ini apa namanya...:-P

Kiri : Kak Ciwa nyobain tempat tidurnya para astronot kalau berada di ruang angkasa.
Kanan Atas : Fadhli nyobain Pengeruk Hidraulik
Kanan Bawah : Menggosok gigi Dinosaurus
Kamera Thermal Infrared. Menjelaskan bagaimana kerja kamera ini ke Kak Ciwa dan Fadhli.


Kalau Emak ama Bapaknya sangat tertarik pada MindBall Game. Ini mah karena pernah punya rencana buat riset tentang EEG. Ngeliat elektroda buat EEG yang nempel di headband game itu, serasa pengen dicabut bawa pulang....hahahaha. Btw, dari merhatiin anak-anak maupun orang tua yang nyobain game itu, jadi semakin tertarik. Apalagi setelah mencoba sendiri. Beneran, hanya pada saat percobaan kedua ama suami (meski pada percobaan pertama suami kalah) , itu bola hampir gak bergerak terlalu banyak, sedikit saja maju dan mundur. Sama kuat. Sampe si Papa yang akhirnya nyerah karena lelah harus konsentrasi terus. Sementara di sekitar, beberapa pasangan ortu melihat kami sambil takjub *pede amat*. Hehehe. Soalnya dari sekian banyak yang nyoba sebelumya, tuh bola bergulir dengan cepat dan langsung dapat siapa pemenangnya ;-)

Sebelumnya aku sudah pernah liat game ini di youtube maupun televisi. Game tersebut melatih kosentrasi anak. Intinya, bola yang berada pada jalur yang datar akan bergerak sesuai dengan sinyal otak yang dihasilkan lewat aktifitas berfikirnya kita. Bagian headband yang ditempeli 3 buah elektroda dipasang di bagian kepala, dimana elektroda tersebut harusnya tidak terhalangi oleh rambut atau kain jilbab supaya sinyal yang dihasilkan lebih baik tentunya. Nah...tinggal siapa yang lebih bisa fokus untuk jadi the winner yang akan menggerakkan bola ke arah lawan dan menang ! Sementara itu, monitor yang ada di papan game ini menunjukkan bentuk sinyal aktifitas otak player 1 dan 2. Kalau bagian elektroniknya gak kelihatan, diumpetin di box bawah meja game *huaaaa penasaran tingkat dewa*. Tentu saja ada software yang mengolah data sinyal otak untuk kemudian menjadi aksi pergerakan bola. Sok tau banget yah, padahal gak ada tuh penjelasan tentang bagaimana game ini bekerja. Tapi temans, daku memang tertarik sama yang berbau biometric dan elektrobiomedic, jadi tau dikit-dikit dan sangat penasaran dengan game ini :-) What an interesting game!



Fadhli mengalahkan Kak Ciwa dalam MindBall Games

Sekaligus mengamati sinyal EEG pada player pemenang. Ini yang berhasil diambil.Padahal banyak data yang bisa difoto. Tapi daku terlalu excited dan lupa ngambil fotonya...hiks

Hayok balik ke masalah jalan-jalan. Sebetulnya belum puas dan belum bisa bener-bener menikmati setiap game maupun penjelasan tentang sains yang disajikan sih.Tapi waktu sudah menunjukkan akan datangnya Maghrib. So, kami pun memutuskan bergerak lebih cepat untuk mengantri keluar dari wahana tersebut dengan menaiki si 'pesawat luar angkasa' tadi. Eh, keluarnya juga bisa jalan kaki loh kalau mau lebih cepat. Setelah sholat di mushalla Mall yang nyaman dan luas, langsung mencari tempat buat ngisi perut yang sedari siang hanya diisi mie instan. *aduuh maap ya dekbay, udahlah dibawa jalan jauh cuma makan mie instan pula*

Petrosains Family Packages (2 adults, 2 children) for Non Mykad : RM 53.00
Untuk harga yang bukan paket keluarga bisa dilihat di sini.

Setelah lihat sana-sini, kami memutuskan menempati meja di Lacucur Pandan Sutera Sdn. Bhd. Kami memesan 3 porsi Nasi tomato (set) dan orange juice. Sementara es teh manis gratis disediakan oleh resto. Sembari menunggu pesanan datang, aku membeli sepotong ayam KFC yang diminta Fadhli yang letaknya tak jauhdari resto yang kami tempati. Serius, nasi tomatonya uenak. Yang paling menarik adalah kuah kari India yang cuma diisi dengan kentang, wortel dan terong bulat itu terasa membuat lidahku menari-nari. Uenak bangeeet.....Cukuplah mengobati kelaparan di siang tadi.

Perut kenyang, enaknya langsung dapet kasur buat mengistirahatkan kaki dan betis yang bengkak. Eiits, tapi sebelum balik hotel kudu foto dengan background Twin towers dulu donk....ntar gak sah dah sampai KLCC, hehehehe. Kami pun berjalan ke arah luar Mall Suria KLCC. Di luar terlihat ramai sekali. Baru aku sadar bahwa ada air mancur di KLCC ini yang ada atraksinya di malam hari pada jam tertentu saja. Cuma waktu buat itinerary aku gak catet rincian info jam berapa atraksi air mancur dimulai. Sejak awak mikirnya akan ribet banget kalau harus ngepas-ngepasin waktu, yang penting foto di twin tower ajalah, begitu pikirku. Siapa sangka kami langkah kanan bangeeettt. Para pengunjung yang sedang ramai diluar itu memang sedang menunggu atraksi air mancurnya di mulai. Hanya sekitar 3-5 menit menunggu, kami pun bisa menyaksikan dan mengagumi atraksi air mancur yang dilatari musik klasik dan musik Melayu serta ditingkahi lampu berwarna warni. What a lucky day ! 


Merasa Beruntung sekali bisa menikmati tarian air mancur tanpa rencana khusus. Alhamdulillah.

Tapi ternyata kalau dari arah air mancur berada, si Twin Tower hanya kelihatan setengahnya saja.So, harus berjalan ke arah berlawanan jika ingin dapet lihat full si Twin Towers. Aku sebetulnya udah lemes bangeeet. Tapi melihat suami semangat minta ampun, di seret juga dah nih kaki ke sana. Alhamdulillah masih kuat :-). Kami lagi-lagi takjub melihat megah dan indahnya salah satu landmark-nya Malaysia ini. Sembari melihat-lihat sekeliling, aku dan suami membahas mengapa si menara kembar ini terlihat begitu indah di malam hari. Bahkan gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya pun seakan tak mau kalah elok, tinggi dan indah juga saat di foto.


Si Twin Tower yang memesona.

Puas berfoto disekitar menara kembar plus berebut spot ok untuk take a picture ama orang Jepang, Korea, juga para bule, kami pun segera mencari taxi dan kembali ke hotel. Ahhh....bersyukur banget, rencana berjalan lancar, malah dapet bonus yang tak disangka-sangka. Travelling bareng keluarga adalah sebenar-benarnya kebahagiaan berwisata !

O iya, berhubung aku pesan hotelnya hanya untuk 2 malam, so...harus mikir mau tidur di mana besok malamnya. Sengaja sih hanya pesan 2 malam, jadi kalau ternyata kurang nyaman atau sekedar pengen nyobain hotel yang lain kan bisa. Secara di sepanjang jalan Pudu tuh ya isinya hotel semua. Hehehe. Jadilah selesai mandi dan anak-anak pun sudah wangi, aku dan suami keluar hotel untuk mengincar hotel yang akan kami inapi esok malam.Jujur ya...aku pengen banget sebetulnya nginep di Hotel Sandpiper. Udah liat Family Roomnya ok dan luas, 1 queen bed + 1 single bed (bukan extra matras). Harganya nih dari RM.198 diturunin ampe RM.150! Hohoho....jadi gitu, kalau bukan peak season bisa dikasih diskon gede-gedean loh.....Aku udah pernah liat rate hotel ini sebelumnya lewat website hotelnya maupun dari website yang nawarin booking hotel. Tapi gegara abang Fadhli ngeliat ada PC dengan wifi gratis dilobby Hotel 99, jadi booking kamar di situ deh. Per-nightnya lebih mahal dikit dari yang ditawarkan di Sandpiper, Rm. 155. Kamarnya gak seluas Sandpiper tapi cukup luas untuk yang Family Room dengan ukuran Queen size dan single bed.


Hotel  99 - Pudu

Kalau saja kakiku masih kuat, mungkin kami akan coba menginap di sekitaran bukit bintang supaya bisa merasakan keramaiannya dan kulinernya Jalan Alor. Ah, sudahlah...semoga akan ada lain kali. Saat itu rasanya lelah begitu mendera.......

Taxi Pudu - KLCC           : RM.20
Nasi tomato/set             : RM.14
Orange Juice                 : RM. 5
Paha ayam KFC              : RM.4.70
Taxi KLCC-Pudu             : RM.20

Alhamdulillah, selesai juga holiday in Malaysia part-2 ini. Jangan bosen ya pemirsah. Segera disambung dengan hari ke-3 dan ke-4 di postingan berikut. Tq for reading ya....





Kamis, 11 Juni 2015

Holiday in Malaysia : Part-1

Alow Everybody.......How's life today? Semoga pada lagi seneng yaa...Kali ini mau sharing tentang holiday beberapa waktu lalu bareng keluarga kecilku. Semuanya diawali dari adikku yang doyan berburu tiket murah AA. So, udah dari setahun yang lalu nih, si tiket pun sudah kami pegang erat-erat *balooon kalee...

Kok nekat sih beli tiket untuk keberangkatan yang masih harus nunggu setahun mendatang? Padahal kan banyak banget tuh yang gak bisa diprediksi dalam jangka 1 tahun itu? Hmmm...kenapa ya...mungkin karena tiketnya kebangetan murah kali.Jadi nekat :-). Ceritanya, adikku itu call aku jam 11 malam, di saat aku pun sudah terlelap tidur. Soalnya tuh penawaran tiket dimulai jam segitu. Katanya sih itu penawaran khusus AA, besok paginya baru akan dimunculkan juga di websitenya AA. So, itu kesempatan banget sebelum harus berebut dengan lebih banyak orang. Alhasil dengan setengah ngantuk aku diskusi dengan suami yang tadinya sudah lelap tidur juga dan menetapkan tanggal keberangkatan kami. Aku dan adikku berencana liburan ke Kuala Lumpur, Malaysia, bareng selama 4D3N.

Kenapa aku bilang tuh tiket kebangetan murahnya? Karena eh karena, PP buat 4 orang hanya sebesar 968 ribu rupiah saja. Wow banget ya....gimana gak tertarik kan? Meskipun itu ya belum termasuk airporttax, bagasi dan lain-lain. 

Setahun menunggu dilewati dengan harap cemas dan berdo'a agar saat tiba tanggal keberangkatan, kami dalam keadaan sehat wal 'afiat dan bisa punya new experience di KL. Awalnya sempat agak santai sih akunya, meski tinggal kurang lebih sebulanan lagi, aku masih belum cari info apapun, belum pesan hotel, belum buat itinerary, karena mikirnya kan ada adikku yang lebih paham urusan begitu dan punya CC (credit card) buat nalangin pemesanan ini itu terlebih dahulu. Tapi siapa sangka, ternyata adikku dan keluarganya gak jadi berangkat karena satu dan lain hal. Weleh, aku mulai galau dan heboh, menyadari semua harus aku siapkan sendiri. 

Dan dimulailah 'petualangan' ku pada mbah google termasuk mantengin google map, plus fokus membaca dan mencatat setiap informasi tentang Malaysia lewat lebih dari 20-an blognya travel blogger maupun website-website yang menawarkan tour di Malaysia. Urusan petualangan membuat itinerary ini akan aku sampaikan pada lain waktu ya..

Setelah hampir 3 minggu berkutat dengan everything about Malaysia lewat google map dan berpuluh website plus blog yang dikunjungi, tibalah hari yang bikin deg-deg an itu. Berbekal itinerary yang aku buat sendiri, kami sekeluarga menyeret koper-koper kami menuju Bandara SSQ II Pekanbaru.

Tiba di counter check in, aku segera menunjukkan tiket dan paspor kami. Kami membawa 2 koper, yang satu khusus untuk dimasukkan ke bagasi pesawat karena berisi beberapa barang yang menurut aturan penerbangan tidak dibolehkan masuk ke kabin pesawat. Sementara 1 koper lagi tetap kami bawa untuk naik ke kabin. Tapi apa daya, ternyata saat akan masuk ke waiting room, koper yang akan masuk ke kabin ditimbang lagi dan harusnya tidak boleh lebih dari 7 kg dengan ukuran 56x23x36 cm. Yah, harus balik lagi deh....karena tuh koper agak gedean dan beratnya 11 kg! Akhirnya kami harus kembali ke counter check in untuk memasukkan koper tersebut ke bagasi. Koper kami pun ditimbang dan......akhh, over bagage. Kami memesan bagasi lewat customer service AA sebelumnya untuk bagasi 20kg. Dan ternyata berat dua koper itu 21 kg. Lebih 1 kg. Sedihnya, untuk 1 kg over bagage itu kami harus membayar sebesar 155 ribu rupiah. Hah....itu kan sama dengan membayar bagasi untuk 20 kg lagiiii...hiksss...

Wokeh, ini pembelajaran berharga. Next time, kami akan memilih untuk membayar bagasi langsung di Counter saat keberangkatan. Bedanya hanya 5 ribu rupiah saja dengan memesan bagasi lebih awal. Tapi kemungkinan untuk terjadi hal-hal yang seperti tadi saya ceritakan akan kecil sekali kan? Kalau ternyata berat bagasi 21 kg, kan tinggal beli bagasi untuk 25 kg. Dan jelas itu lebih murah dibandingkan membayar 2 bagasi untuk ukuran 20 kg! Tapi atas dasar keuangan, aku memilih memesan bagasi untuk pulang langsung saat itu juga untuk 25 kg. Secara logika, meski akan bertambah berat, takkan berbeda jauh.Wong saat pergi pun, kondisi kedua koper itu sudah 'gendut'. Hehehe. Bukan apa-apa, kuatirnya kalau tunggu nanti, ternyata kami sudah kehabisan ringgit saat pulang. Jadi lebih baik bayar sekarang dalam rupiah. Begitu pikirku.

Sebetulnya soal bagasi ini bisa diakali dengan membawa koper kecil-kecil biar bisa masuk ke kabin. Anak-anak bisa bawa koper kecil untuk kebutuhannya sendiri. Jadi kan gak perlu bayar bagasi dan bisa lebih hemat. Kalau ini bukan tidak terfikir sebelumnnya, masalahnya suami gak setuju kalau anak-anak ikutan dorong atau manggul ransel. Katanya biar anak-anak bisa leluasa dan benar-benar menikmati perjalanannya :-). Dan satu hal lagi, kalau berencana gak pakai bagasi, pastikan tidak membawa barang-barang yang dilarang masuk kabin yaaa...Silahkan langsung cek di website maskapainya. Kalau AA bisa di cek di sini.

Tiket AA pp for 4 persons         : Rp. 968.000
Airporttax for 4 persons           : Rp. 600.000
Bagasi 20 kg (from CS AA)       : Rp.150.000
Over bagage (20 kg)                    : Rp.155.000
Bagasi 25 kg from KL                  : Rp.170.000 

Total tiket+airporttax PP tanpa bagasi     : Rp. 1.568.000

Tips : Bagasi langsung bayar di counter saja saat check in. Atau kalau anak-anak bisa bawa koper kecil untuk bajunya sendiri, gak harus bayar bagasi. 

Dan setelah menunggu beberapa saat di waiting room, tibalah saatnya boarding time. O ya waktu pertama kali beli tiket, sebetulnya jadwal penerbangan kami adalah pukul 3.35 sore. Tapi kemudian ada pemberitahuan dari AA (sekitar 1 bulan sebelumnya) bahwa jadwal dimundurkan ke pukul 5.15 sore dan sampai di KL sudah malam. Padahal rencananya saat sampai, check in ke hotel, lalu mau menikmati malam di sekitar bukit bintang plus cari makan di jalan Alor. Tapi apa mau dikata, kalau sudah kemalaman sepertinya makan KFC di dekat hotel aja (aku tahu ada KFC dekat hotel dari google map..)

Perjalanan Pekanbaru-KL bener-bener gak terasa. Berasa baru aja pakai seat belt udah harus dibuka lagi. Wkwkwk. Fadhli juga merasakan hal ini. Dan dari info pramugarinya (kalau mereka menyebut diri mereka sih anak-anak kapal...hehehe) memang kami tiba lebih awal dari yang seharusnya. Lama terbang sekitar 40 menit saja. Dan...kami pun menjejakkan kaki untuk pertama kali di Kuala Lumpur !


Foto dulu di Kuala Lumpur International Airport 2

Ciwa dan Fadhli sudah heboh saat turun dari pesawat. Meski begitu, jauhnya perjalanan dari tempat turun hingga ke pengambilan bagasi bikin anak-anak mengeluh capek. Duh, beneran.....jauuuh bangeeetttt.....Rasanya pernah ngalamin jalan jauh begitu waktu di Changi, tapi ini lebih jauuuh! Apalagi buat aku dengan perut menggembung, kaki pegel berasa udah bengkak-bengkak deh. Tapi hati tetep ceria penasaran pengalaman apa yang akan kami hadapi 3 hari berikutnya.


Beberapa penumpang AA yang turun menggunakan fasilitas kendaraan ini. 
Tapi kami memilih tetap jalan meski jauh...

Day-1
KLIA2 - KL Sentral - Masjid Jamek - Citin Seacare Hotel - KFC Pudu

Kalau dari itinerary yang aku bikin sih, demi menghemat budget, aku milih naik bus dari bandara KLIA 2 ke Terminal Puduraya yang memang deket banget ama hotel yang aku booking. Tapi memang perjalanan lebih lama dibandingkan naik transportasi lain yang lebih cepat seperti ERT atau KLIA Express. Nah, berhubung si Papa dapat temen baru di pesawat yang notabene Encik dari Malaysia dan beliau menyarankan naik ERT dan ngasih rute untuk ke hotel yang kami tuju, jadilah urung naik bus. Kata suami, udah malam mending cari yang cepat. Soalnya kata Encik tadi,biasanya kena macet kalau naik bus. Bisa lebih malam sampai di hotel. Okelah...

Sebelum ketemu tempat pembelian tiket KLIA Express, pas arah situ ada counter hotlink. Pas banget, memang sudah rencana beli kartu hotlink di bandara biar bisa tetep eksis di medsos...hahaha. Lagian kalau ada apa-apa bisa menghubungi saudara yang di Keudah. Mikirnya sih gitu. Soalnya kami cuma bawa cash ringgit dan gak punya CC. Kuatirnya nanti ada perlu buat sms atau telpon ke Indonesia juga. Gampang kok, mereka akan tanya mau pakai kartu untuk berapa lama, lalu meminta paspor katanya buat registrasi gitu sih. Dan si kartu langsung dipasang dan diaktifkan oleh mereka. Hape pun siap untuk membuat kita eksis ! Wkwkwk.


Ini dia Konter Hotlink di Bandara KLIA2
Ini kartu Hotlinknya

Lalu kami pun membeli tiket KLIA Express yang  tak jauh dari situ. Jangan malu buat bertanya sih intinya. Aku mastiin dulu bahwa counter itu memang menjual tiket kereta cepat yang kami maksud ke mbak-mbak yang nungguin counter itu. Jangan heran kalo mereka jawabnya gak full bahasa melayu yaaaa....mesti di mix ama mereka dengan bahasa inggris. O ya bersebelahan dengan counter KLIA Express ada tempat pemesanan taxi juga. Kalau milih naik taxi, bisa pesan di situ. Kalau kami lebih milih naik KLIA Express, soalnya anak-anak ngebet pengen ngerasain...wkwkwk. O iya, tiket KLIA Express itu berupa kartu ya (semacam smart card). Jadi saat akan masuk ke jalur tunggu, kita harus nempelin dulu kartu tersebut ke pintu masuk, baru deh palang pintunya terbuka . Tapi jangan asal tempel, lihat tanda panah pada pintu/gate. Karena akan ada beberapa gate/pintu, tapi tidak semuanya buat masuk, ada juga buat yang keluar (buat yang turun dari KLIA Express). Yang jelas kalau gate yang kita pilih benar, biasanya di gate itu ada tanda panah berwarna hijau, sedangkan yang arah sebaliknya akan bertanda silang merah dari arah kita.

Menunggu dan Wefie di ERT

Hotlink Card for 7 days           : RM 20.60
Tiket ERT for adult                   : RM 35
Tiket ERT for child                   : RM 15

Taxi KLIA2 to KL-Sentral      : RM 102 (kalau milih naik taxi)

Tiba di KL-Sentral, sambil melihat arah papan penunjuk, plus nanya ke satpam di sekitar, kami pun sampai di tempat pembelian tiket LRT. Sesuai rute yang dikasih Encik di pesawat tadi, kami disarankan naik LRT dari KL-Sentral ke Stasiun Masjid Jamek. Lalu, mulai deh celingak-celinguk di depan pembelian tiket mandiri ERT. Hmm...aku coba liat-liat dan baca informasi penggunaannya. Ternyata butuh uang koin atau uang kertas nominal kecil misal RM 5 untuk bisa beli tiketnya. Berhubung belum punya pecahan, aku tuker di counter sekitar situ (kalau tidak salah counter beli tiket Rapid KL) dan memang ada tulisan bisa tukar uang pecahan. Lalu, anak-anakku pun gak sabar pengen ikut masukin koin dan mencet ini itu. Hahahaha. 

Kiri : Tuker koin di Konter Rapid KL
Kanan Atas : Masih nge-cek gimana cara beli tiket LRT
Kanan Bawah : Tempat pembelian tiket LRTmandiri

Di KL-sentral tuh ya rame banget orang. Yang nungguin LRT juga minta ampun ramenya. Akhirnya sesuai dugaan, kami gak kebagian tempat duduk. Berdiri deh.Hehehe. Ciwa dan Fadhli beberapa kali hampir jatuh saat LRT berhenti di beberapa stasiun hentian sebelum sampai di stasiun Masjid Jamek :-D. Tapi seru-seru aja, soalnya jarak ke Stasiun Masjid Jamek juga gak jauh. Sekitar 5 menit saja. Dari KL Sentral, ada pemberhentian Pasar Seni, selanjutnya sudah stasiun Masjid Jamek. 

Dari stasiun Masjid Jamek sudah kelihatan tuh bangunan Hotel Citin. Dengan berjalan kaki melewati pasar yang penuh dengan penjual baju, jilbab termasuk kuliner, sampai juga kami ke Hotel Citin. Sepanjang jalan ketemu banyak banget India yang berpakaian muslim/muslimah. Katanya Masjid Jamek ini juga disebut Masjid India karena banyak orang India Muslim di sana. Cuma dalam hati udah ngerasa aneh, kenapa ini hotel tempatnya gak seperti yang sering aku pelototin di google map. Dan benar saja, ternyata itu bukan Hotel yang kami cari. Sama-sama hotel Citin, tapi itu hotel Citin area Masjid Jamek dan berbeda dengan Hotel Citin area Pudu. Wadow...udah pegel bin keringat gini. Aku dah nebak nih, pasti si Papa tadi gak cerita kalo Hotel Citin yang kami tuju tuh yang di area Pudu bukan yang di Masjid Jamek.Jadi si Encik ya ngasih rute yang gak suai deh...Daaaannn...kami pun harus melanjutkan perjalanan lagi.

Aku pernah tahu dari si google map, kalo Masjid Jamek ke Pudu tuh gak jauh. Meski gak tau pasti berapa jauh. Tapi kami memutuskan jalan kaki menuju area Pudu. Weleh....pegel juga...lumayan jalannya. Sebetulnya kalo pas enjoy gak bawa koper yang lumayan berat, sebetulnya gak begitu jauh kok. Tapi ya namanya baru sampai, keringetan, perut gede, kerasa tuh jalan sejauh itu.....hehehe. Kami berjalan kaki sekitar 15-20 menit usai tanya sana-sini, dan dijawab dalam bahasa inggris terus ;-P. Begitu kelihatan bangunan tinggi Hotel Ancasa, aku langsung semangat dan bilang ke suami untuk gak usah tanya-tanya lagi, aku udah hapal area dekat sini setelah mantengin google map selama hampir 3 minggu. Hahahaha. Dan benar saja, tak jauh dari situ sudah terlihat terminal Puduraya yang besar dan tepat di seberang terminal, Hotel Citin Seacare, tempat dimana kami akan menginap selama 2 malam. Ahhh....tenang....

Citin Seacare - Pudu

Setelah masuk, langsung info si Mbak India (yang sedikit sekali kemampuan bahasa Melayunya) kalau kami sudah booking kamar di situ. Dengan bahasa Inggris ku yang pas-pas an aku tanya-tanya sedikit mengenai beberapa tempat yang ingin kami tuju. Setelah meletakkan koper-koper dikamar, kami langsung turun lagi untuk makan malam. Pengennya langsung ke sekitaran bukit bintang, tapi lihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam waktu malaysia, kami putuskan makan di KFC yang berjarak sekitar 6 ruko saja dari Hotel Citin. Di KFC ini, nasinya nasi lemak, saladnya juga beda dengan di Indonesia. Lebih enak yang di Indonesia sih menurutku. Setelah perut kenyang, kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap esok hari bangun pagi-pagi menuju destinasi berikutnya.

Hotel Citin Seacare (2 nights) : Rp. 927.985 (1 queen size bed + 1 ext.matras) 
KFC paket A + F +3 rices             : RM. 35.30


Kalau ada yang pengen menginapdi Citin juga bisa lihat infonya di sini. Wokeh, dah pegel nih...kita lanjutkan hari berikutnya di postingan berikut yaaaa....:-)