Alow Everybody.......How's life today? Semoga pada lagi seneng yaa...Kali ini mau sharing tentang holiday beberapa waktu lalu bareng keluarga kecilku. Semuanya diawali dari adikku yang doyan berburu tiket murah AA. So, udah dari setahun yang lalu nih, si tiket pun sudah kami pegang erat-erat *balooon kalee...
Kok nekat sih beli tiket untuk keberangkatan yang masih harus nunggu setahun mendatang? Padahal kan banyak banget tuh yang gak bisa diprediksi dalam jangka 1 tahun itu? Hmmm...kenapa ya...mungkin karena tiketnya kebangetan murah kali.Jadi nekat :-). Ceritanya, adikku itu call aku jam 11 malam, di saat aku pun sudah terlelap tidur. Soalnya tuh penawaran tiket dimulai jam segitu. Katanya sih itu penawaran khusus AA, besok paginya baru akan dimunculkan juga di websitenya AA. So, itu kesempatan banget sebelum harus berebut dengan lebih banyak orang. Alhasil dengan setengah ngantuk aku diskusi dengan suami yang tadinya sudah lelap tidur juga dan menetapkan tanggal keberangkatan kami. Aku dan adikku berencana liburan ke Kuala Lumpur, Malaysia, bareng selama 4D3N.
Kenapa aku bilang tuh tiket kebangetan murahnya? Karena eh karena, PP buat 4 orang hanya sebesar 968 ribu rupiah saja. Wow banget ya....gimana gak tertarik kan? Meskipun itu ya belum termasuk airporttax, bagasi dan lain-lain.
Setahun menunggu dilewati dengan harap cemas dan berdo'a agar saat tiba tanggal keberangkatan, kami dalam keadaan sehat wal 'afiat dan bisa punya new experience di KL. Awalnya sempat agak santai sih akunya, meski tinggal kurang lebih sebulanan lagi, aku masih belum cari info apapun, belum pesan hotel, belum buat itinerary, karena mikirnya kan ada adikku yang lebih paham urusan begitu dan punya CC (credit card) buat nalangin pemesanan ini itu terlebih dahulu. Tapi siapa sangka, ternyata adikku dan keluarganya gak jadi berangkat karena satu dan lain hal. Weleh, aku mulai galau dan heboh, menyadari semua harus aku siapkan sendiri.
Dan dimulailah 'petualangan' ku pada mbah google termasuk mantengin google map, plus fokus membaca dan mencatat setiap informasi tentang Malaysia lewat lebih dari 20-an blognya travel blogger maupun website-website yang menawarkan tour di Malaysia. Urusan petualangan membuat itinerary ini akan aku sampaikan pada lain waktu ya..
Setelah hampir 3 minggu berkutat dengan everything about Malaysia lewat google map dan berpuluh website plus blog yang dikunjungi, tibalah hari yang bikin deg-deg an itu. Berbekal itinerary yang aku buat sendiri, kami sekeluarga menyeret koper-koper kami menuju Bandara SSQ II Pekanbaru.
Tiba di counter check in, aku segera menunjukkan tiket dan paspor kami. Kami membawa 2 koper, yang satu khusus untuk dimasukkan ke bagasi pesawat karena berisi beberapa barang yang menurut aturan penerbangan tidak dibolehkan masuk ke kabin pesawat. Sementara 1 koper lagi tetap kami bawa untuk naik ke kabin. Tapi apa daya, ternyata saat akan masuk ke waiting room, koper yang akan masuk ke kabin ditimbang lagi dan harusnya tidak boleh lebih dari 7 kg dengan ukuran 56x23x36 cm. Yah, harus balik lagi deh....karena tuh koper agak gedean dan beratnya 11 kg! Akhirnya kami harus kembali ke counter check in untuk memasukkan koper tersebut ke bagasi. Koper kami pun ditimbang dan......akhh, over bagage. Kami memesan bagasi lewat customer service AA sebelumnya untuk bagasi 20kg. Dan ternyata berat dua koper itu 21 kg. Lebih 1 kg. Sedihnya, untuk 1 kg over bagage itu kami harus membayar sebesar 155 ribu rupiah. Hah....itu kan sama dengan membayar bagasi untuk 20 kg lagiiii...hiksss...
Wokeh, ini pembelajaran berharga. Next time, kami akan memilih untuk membayar bagasi langsung di Counter saat keberangkatan. Bedanya hanya 5 ribu rupiah saja dengan memesan bagasi lebih awal. Tapi kemungkinan untuk terjadi hal-hal yang seperti tadi saya ceritakan akan kecil sekali kan? Kalau ternyata berat bagasi 21 kg, kan tinggal beli bagasi untuk 25 kg. Dan jelas itu lebih murah dibandingkan membayar 2 bagasi untuk ukuran 20 kg! Tapi atas dasar keuangan, aku memilih memesan bagasi untuk pulang langsung saat itu juga untuk 25 kg. Secara logika, meski akan bertambah berat, takkan berbeda jauh.Wong saat pergi pun, kondisi kedua koper itu sudah 'gendut'. Hehehe. Bukan apa-apa, kuatirnya kalau tunggu nanti, ternyata kami sudah kehabisan ringgit saat pulang. Jadi lebih baik bayar sekarang dalam rupiah. Begitu pikirku.
Sebetulnya soal bagasi ini bisa diakali dengan membawa koper kecil-kecil biar bisa masuk ke kabin. Anak-anak bisa bawa koper kecil untuk kebutuhannya sendiri. Jadi kan gak perlu bayar bagasi dan bisa lebih hemat. Kalau ini bukan tidak terfikir sebelumnnya, masalahnya suami gak setuju kalau anak-anak ikutan dorong atau manggul ransel. Katanya biar anak-anak bisa leluasa dan benar-benar menikmati perjalanannya :-). Dan satu hal lagi, kalau berencana gak pakai bagasi, pastikan tidak membawa barang-barang yang dilarang masuk kabin yaaa...Silahkan langsung cek di website maskapainya. Kalau AA bisa di cek di sini.
Sebetulnya soal bagasi ini bisa diakali dengan membawa koper kecil-kecil biar bisa masuk ke kabin. Anak-anak bisa bawa koper kecil untuk kebutuhannya sendiri. Jadi kan gak perlu bayar bagasi dan bisa lebih hemat. Kalau ini bukan tidak terfikir sebelumnnya, masalahnya suami gak setuju kalau anak-anak ikutan dorong atau manggul ransel. Katanya biar anak-anak bisa leluasa dan benar-benar menikmati perjalanannya :-). Dan satu hal lagi, kalau berencana gak pakai bagasi, pastikan tidak membawa barang-barang yang dilarang masuk kabin yaaa...Silahkan langsung cek di website maskapainya. Kalau AA bisa di cek di sini.
Tiket AA pp for 4 persons : Rp. 968.000
Airporttax for 4 persons : Rp. 600.000
Bagasi 20 kg (from CS AA) : Rp.150.000
Over bagage (20 kg) : Rp.155.000
Bagasi 25 kg from KL : Rp.170.000
Total tiket+airporttax PP tanpa bagasi : Rp. 1.568.000
Tips : Bagasi langsung bayar di counter saja saat check in. Atau kalau anak-anak bisa bawa koper kecil untuk bajunya sendiri, gak harus bayar bagasi.
Dan setelah menunggu beberapa saat di waiting room, tibalah saatnya boarding time. O ya waktu pertama kali beli tiket, sebetulnya jadwal penerbangan kami adalah pukul 3.35 sore. Tapi kemudian ada pemberitahuan dari AA (sekitar 1 bulan sebelumnya) bahwa jadwal dimundurkan ke pukul 5.15 sore dan sampai di KL sudah malam. Padahal rencananya saat sampai, check in ke hotel, lalu mau menikmati malam di sekitar bukit bintang plus cari makan di jalan Alor. Tapi apa mau dikata, kalau sudah kemalaman sepertinya makan KFC di dekat hotel aja (aku tahu ada KFC dekat hotel dari google map..)
Perjalanan Pekanbaru-KL bener-bener gak terasa. Berasa baru aja pakai seat belt udah harus dibuka lagi. Wkwkwk. Fadhli juga merasakan hal ini. Dan dari info pramugarinya (kalau mereka menyebut diri mereka sih anak-anak kapal...hehehe) memang kami tiba lebih awal dari yang seharusnya. Lama terbang sekitar 40 menit saja. Dan...kami pun menjejakkan kaki untuk pertama kali di Kuala Lumpur !
Ciwa dan Fadhli sudah heboh saat turun dari pesawat. Meski begitu, jauhnya perjalanan dari tempat turun hingga ke pengambilan bagasi bikin anak-anak mengeluh capek. Duh, beneran.....jauuuh bangeeetttt.....Rasanya pernah ngalamin jalan jauh begitu waktu di Changi, tapi ini lebih jauuuh! Apalagi buat aku dengan perut menggembung, kaki pegel berasa udah bengkak-bengkak deh. Tapi hati tetep ceria penasaran pengalaman apa yang akan kami hadapi 3 hari berikutnya.
Day-1
KLIA2 - KL Sentral - Masjid Jamek - Citin Seacare Hotel - KFC Pudu
Kalau dari itinerary yang aku bikin sih, demi menghemat budget, aku milih naik bus dari bandara KLIA 2 ke Terminal Puduraya yang memang deket banget ama hotel yang aku booking. Tapi memang perjalanan lebih lama dibandingkan naik transportasi lain yang lebih cepat seperti ERT atau KLIA Express. Nah, berhubung si Papa dapat temen baru di pesawat yang notabene Encik dari Malaysia dan beliau menyarankan naik ERT dan ngasih rute untuk ke hotel yang kami tuju, jadilah urung naik bus. Kata suami, udah malam mending cari yang cepat. Soalnya kata Encik tadi,biasanya kena macet kalau naik bus. Bisa lebih malam sampai di hotel. Okelah...
Sebelum ketemu tempat pembelian tiket KLIA Express, pas arah situ ada counter hotlink. Pas banget, memang sudah rencana beli kartu hotlink di bandara biar bisa tetep eksis di medsos...hahaha. Lagian kalau ada apa-apa bisa menghubungi saudara yang di Keudah. Mikirnya sih gitu. Soalnya kami cuma bawa cash ringgit dan gak punya CC. Kuatirnya nanti ada perlu buat sms atau telpon ke Indonesia juga. Gampang kok, mereka akan tanya mau pakai kartu untuk berapa lama, lalu meminta paspor katanya buat registrasi gitu sih. Dan si kartu langsung dipasang dan diaktifkan oleh mereka. Hape pun siap untuk membuat kita eksis ! Wkwkwk.
Lalu kami pun membeli tiket KLIA Express yang tak jauh dari situ. Jangan malu buat bertanya sih intinya. Aku mastiin dulu bahwa counter itu memang menjual tiket kereta cepat yang kami maksud ke mbak-mbak yang nungguin counter itu. Jangan heran kalo mereka jawabnya gak full bahasa melayu yaaaa....mesti di mix ama mereka dengan bahasa inggris. O ya bersebelahan dengan counter KLIA Express ada tempat pemesanan taxi juga. Kalau milih naik taxi, bisa pesan di situ. Kalau kami lebih milih naik KLIA Express, soalnya anak-anak ngebet pengen ngerasain...wkwkwk. O iya, tiket KLIA Express itu berupa kartu ya (semacam smart card). Jadi saat akan masuk ke jalur tunggu, kita harus nempelin dulu kartu tersebut ke pintu masuk, baru deh palang pintunya terbuka . Tapi jangan asal tempel, lihat tanda panah pada pintu/gate. Karena akan ada beberapa gate/pintu, tapi tidak semuanya buat masuk, ada juga buat yang keluar (buat yang turun dari KLIA Express). Yang jelas kalau gate yang kita pilih benar, biasanya di gate itu ada tanda panah berwarna hijau, sedangkan yang arah sebaliknya akan bertanda silang merah dari arah kita.
Hotlink Card for 7 days : RM 20.60
Tiket ERT for adult : RM 35
Tiket ERT for child : RM 15
Taxi KLIA2 to KL-Sentral : RM 102 (kalau milih naik taxi)
Tiba di KL-Sentral, sambil melihat arah papan penunjuk, plus nanya ke satpam di sekitar, kami pun sampai di tempat pembelian tiket LRT. Sesuai rute yang dikasih Encik di pesawat tadi, kami disarankan naik LRT dari KL-Sentral ke Stasiun Masjid Jamek. Lalu, mulai deh celingak-celinguk di depan pembelian tiket mandiri ERT. Hmm...aku coba liat-liat dan baca informasi penggunaannya. Ternyata butuh uang koin atau uang kertas nominal kecil misal RM 5 untuk bisa beli tiketnya. Berhubung belum punya pecahan, aku tuker di counter sekitar situ (kalau tidak salah counter beli tiket Rapid KL) dan memang ada tulisan bisa tukar uang pecahan. Lalu, anak-anakku pun gak sabar pengen ikut masukin koin dan mencet ini itu. Hahahaha.
Di KL-sentral tuh ya rame banget orang. Yang nungguin LRT juga minta ampun ramenya. Akhirnya sesuai dugaan, kami gak kebagian tempat duduk. Berdiri deh.Hehehe. Ciwa dan Fadhli beberapa kali hampir jatuh saat LRT berhenti di beberapa stasiun hentian sebelum sampai di stasiun Masjid Jamek :-D. Tapi seru-seru aja, soalnya jarak ke Stasiun Masjid Jamek juga gak jauh. Sekitar 5 menit saja. Dari KL Sentral, ada pemberhentian Pasar Seni, selanjutnya sudah stasiun Masjid Jamek.
Dari stasiun Masjid Jamek sudah kelihatan tuh bangunan Hotel Citin. Dengan berjalan kaki melewati pasar yang penuh dengan penjual baju, jilbab termasuk kuliner, sampai juga kami ke Hotel Citin. Sepanjang jalan ketemu banyak banget India yang berpakaian muslim/muslimah. Katanya Masjid Jamek ini juga disebut Masjid India karena banyak orang India Muslim di sana. Cuma dalam hati udah ngerasa aneh, kenapa ini hotel tempatnya gak seperti yang sering aku pelototin di google map. Dan benar saja, ternyata itu bukan Hotel yang kami cari. Sama-sama hotel Citin, tapi itu hotel Citin area Masjid Jamek dan berbeda dengan Hotel Citin area Pudu. Wadow...udah pegel bin keringat gini. Aku dah nebak nih, pasti si Papa tadi gak cerita kalo Hotel Citin yang kami tuju tuh yang di area Pudu bukan yang di Masjid Jamek.Jadi si Encik ya ngasih rute yang gak suai deh...Daaaannn...kami pun harus melanjutkan perjalanan lagi.
Aku pernah tahu dari si google map, kalo Masjid Jamek ke Pudu tuh gak jauh. Meski gak tau pasti berapa jauh. Tapi kami memutuskan jalan kaki menuju area Pudu. Weleh....pegel juga...lumayan jalannya. Sebetulnya kalo pas enjoy gak bawa koper yang lumayan berat, sebetulnya gak begitu jauh kok. Tapi ya namanya baru sampai, keringetan, perut gede, kerasa tuh jalan sejauh itu.....hehehe. Kami berjalan kaki sekitar 15-20 menit usai tanya sana-sini, dan dijawab dalam bahasa inggris terus ;-P. Begitu kelihatan bangunan tinggi Hotel Ancasa, aku langsung semangat dan bilang ke suami untuk gak usah tanya-tanya lagi, aku udah hapal area dekat sini setelah mantengin google map selama hampir 3 minggu. Hahahaha. Dan benar saja, tak jauh dari situ sudah terlihat terminal Puduraya yang besar dan tepat di seberang terminal, Hotel Citin Seacare, tempat dimana kami akan menginap selama 2 malam. Ahhh....tenang....
Setelah masuk, langsung info si Mbak India (yang sedikit sekali kemampuan bahasa Melayunya) kalau kami sudah booking kamar di situ. Dengan bahasa Inggris ku yang pas-pas an aku tanya-tanya sedikit mengenai beberapa tempat yang ingin kami tuju. Setelah meletakkan koper-koper dikamar, kami langsung turun lagi untuk makan malam. Pengennya langsung ke sekitaran bukit bintang, tapi lihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam waktu malaysia, kami putuskan makan di KFC yang berjarak sekitar 6 ruko saja dari Hotel Citin. Di KFC ini, nasinya nasi lemak, saladnya juga beda dengan di Indonesia. Lebih enak yang di Indonesia sih menurutku. Setelah perut kenyang, kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap esok hari bangun pagi-pagi menuju destinasi berikutnya.
Hotel Citin Seacare (2 nights) : Rp. 927.985 (1 queen size bed + 1 ext.matras)
KFC paket A + F +3 rices : RM. 35.30
Kalau ada yang pengen menginapdi Citin juga bisa lihat infonya di sini. Wokeh, dah pegel nih...kita lanjutkan hari berikutnya di postingan berikut yaaaa....:-)
Tips : Bagasi langsung bayar di counter saja saat check in. Atau kalau anak-anak bisa bawa koper kecil untuk bajunya sendiri, gak harus bayar bagasi.
Dan setelah menunggu beberapa saat di waiting room, tibalah saatnya boarding time. O ya waktu pertama kali beli tiket, sebetulnya jadwal penerbangan kami adalah pukul 3.35 sore. Tapi kemudian ada pemberitahuan dari AA (sekitar 1 bulan sebelumnya) bahwa jadwal dimundurkan ke pukul 5.15 sore dan sampai di KL sudah malam. Padahal rencananya saat sampai, check in ke hotel, lalu mau menikmati malam di sekitar bukit bintang plus cari makan di jalan Alor. Tapi apa mau dikata, kalau sudah kemalaman sepertinya makan KFC di dekat hotel aja (aku tahu ada KFC dekat hotel dari google map..)
Perjalanan Pekanbaru-KL bener-bener gak terasa. Berasa baru aja pakai seat belt udah harus dibuka lagi. Wkwkwk. Fadhli juga merasakan hal ini. Dan dari info pramugarinya (kalau mereka menyebut diri mereka sih anak-anak kapal...hehehe) memang kami tiba lebih awal dari yang seharusnya. Lama terbang sekitar 40 menit saja. Dan...kami pun menjejakkan kaki untuk pertama kali di Kuala Lumpur !
Foto dulu di Kuala Lumpur International Airport 2 |
Ciwa dan Fadhli sudah heboh saat turun dari pesawat. Meski begitu, jauhnya perjalanan dari tempat turun hingga ke pengambilan bagasi bikin anak-anak mengeluh capek. Duh, beneran.....jauuuh bangeeetttt.....Rasanya pernah ngalamin jalan jauh begitu waktu di Changi, tapi ini lebih jauuuh! Apalagi buat aku dengan perut menggembung, kaki pegel berasa udah bengkak-bengkak deh. Tapi hati tetep ceria penasaran pengalaman apa yang akan kami hadapi 3 hari berikutnya.
Beberapa penumpang AA yang turun menggunakan fasilitas kendaraan ini. Tapi kami memilih tetap jalan meski jauh... |
Day-1
KLIA2 - KL Sentral - Masjid Jamek - Citin Seacare Hotel - KFC Pudu
Kalau dari itinerary yang aku bikin sih, demi menghemat budget, aku milih naik bus dari bandara KLIA 2 ke Terminal Puduraya yang memang deket banget ama hotel yang aku booking. Tapi memang perjalanan lebih lama dibandingkan naik transportasi lain yang lebih cepat seperti ERT atau KLIA Express. Nah, berhubung si Papa dapat temen baru di pesawat yang notabene Encik dari Malaysia dan beliau menyarankan naik ERT dan ngasih rute untuk ke hotel yang kami tuju, jadilah urung naik bus. Kata suami, udah malam mending cari yang cepat. Soalnya kata Encik tadi,biasanya kena macet kalau naik bus. Bisa lebih malam sampai di hotel. Okelah...
Sebelum ketemu tempat pembelian tiket KLIA Express, pas arah situ ada counter hotlink. Pas banget, memang sudah rencana beli kartu hotlink di bandara biar bisa tetep eksis di medsos...hahaha. Lagian kalau ada apa-apa bisa menghubungi saudara yang di Keudah. Mikirnya sih gitu. Soalnya kami cuma bawa cash ringgit dan gak punya CC. Kuatirnya nanti ada perlu buat sms atau telpon ke Indonesia juga. Gampang kok, mereka akan tanya mau pakai kartu untuk berapa lama, lalu meminta paspor katanya buat registrasi gitu sih. Dan si kartu langsung dipasang dan diaktifkan oleh mereka. Hape pun siap untuk membuat kita eksis ! Wkwkwk.
Ini dia Konter Hotlink di Bandara KLIA2 |
Ini kartu Hotlinknya |
Lalu kami pun membeli tiket KLIA Express yang tak jauh dari situ. Jangan malu buat bertanya sih intinya. Aku mastiin dulu bahwa counter itu memang menjual tiket kereta cepat yang kami maksud ke mbak-mbak yang nungguin counter itu. Jangan heran kalo mereka jawabnya gak full bahasa melayu yaaaa....mesti di mix ama mereka dengan bahasa inggris. O ya bersebelahan dengan counter KLIA Express ada tempat pemesanan taxi juga. Kalau milih naik taxi, bisa pesan di situ. Kalau kami lebih milih naik KLIA Express, soalnya anak-anak ngebet pengen ngerasain...wkwkwk. O iya, tiket KLIA Express itu berupa kartu ya (semacam smart card). Jadi saat akan masuk ke jalur tunggu, kita harus nempelin dulu kartu tersebut ke pintu masuk, baru deh palang pintunya terbuka . Tapi jangan asal tempel, lihat tanda panah pada pintu/gate. Karena akan ada beberapa gate/pintu, tapi tidak semuanya buat masuk, ada juga buat yang keluar (buat yang turun dari KLIA Express). Yang jelas kalau gate yang kita pilih benar, biasanya di gate itu ada tanda panah berwarna hijau, sedangkan yang arah sebaliknya akan bertanda silang merah dari arah kita.
Menunggu dan Wefie di ERT |
Hotlink Card for 7 days : RM 20.60
Tiket ERT for adult : RM 35
Tiket ERT for child : RM 15
Taxi KLIA2 to KL-Sentral : RM 102 (kalau milih naik taxi)
Tiba di KL-Sentral, sambil melihat arah papan penunjuk, plus nanya ke satpam di sekitar, kami pun sampai di tempat pembelian tiket LRT. Sesuai rute yang dikasih Encik di pesawat tadi, kami disarankan naik LRT dari KL-Sentral ke Stasiun Masjid Jamek. Lalu, mulai deh celingak-celinguk di depan pembelian tiket mandiri ERT. Hmm...aku coba liat-liat dan baca informasi penggunaannya. Ternyata butuh uang koin atau uang kertas nominal kecil misal RM 5 untuk bisa beli tiketnya. Berhubung belum punya pecahan, aku tuker di counter sekitar situ (kalau tidak salah counter beli tiket Rapid KL) dan memang ada tulisan bisa tukar uang pecahan. Lalu, anak-anakku pun gak sabar pengen ikut masukin koin dan mencet ini itu. Hahahaha.
Kiri : Tuker koin di Konter Rapid KL Kanan Atas : Masih nge-cek gimana cara beli tiket LRT Kanan Bawah : Tempat pembelian tiket LRTmandiri |
Di KL-sentral tuh ya rame banget orang. Yang nungguin LRT juga minta ampun ramenya. Akhirnya sesuai dugaan, kami gak kebagian tempat duduk. Berdiri deh.Hehehe. Ciwa dan Fadhli beberapa kali hampir jatuh saat LRT berhenti di beberapa stasiun hentian sebelum sampai di stasiun Masjid Jamek :-D. Tapi seru-seru aja, soalnya jarak ke Stasiun Masjid Jamek juga gak jauh. Sekitar 5 menit saja. Dari KL Sentral, ada pemberhentian Pasar Seni, selanjutnya sudah stasiun Masjid Jamek.
Dari stasiun Masjid Jamek sudah kelihatan tuh bangunan Hotel Citin. Dengan berjalan kaki melewati pasar yang penuh dengan penjual baju, jilbab termasuk kuliner, sampai juga kami ke Hotel Citin. Sepanjang jalan ketemu banyak banget India yang berpakaian muslim/muslimah. Katanya Masjid Jamek ini juga disebut Masjid India karena banyak orang India Muslim di sana. Cuma dalam hati udah ngerasa aneh, kenapa ini hotel tempatnya gak seperti yang sering aku pelototin di google map. Dan benar saja, ternyata itu bukan Hotel yang kami cari. Sama-sama hotel Citin, tapi itu hotel Citin area Masjid Jamek dan berbeda dengan Hotel Citin area Pudu. Wadow...udah pegel bin keringat gini. Aku dah nebak nih, pasti si Papa tadi gak cerita kalo Hotel Citin yang kami tuju tuh yang di area Pudu bukan yang di Masjid Jamek.Jadi si Encik ya ngasih rute yang gak suai deh...Daaaannn...kami pun harus melanjutkan perjalanan lagi.
Aku pernah tahu dari si google map, kalo Masjid Jamek ke Pudu tuh gak jauh. Meski gak tau pasti berapa jauh. Tapi kami memutuskan jalan kaki menuju area Pudu. Weleh....pegel juga...lumayan jalannya. Sebetulnya kalo pas enjoy gak bawa koper yang lumayan berat, sebetulnya gak begitu jauh kok. Tapi ya namanya baru sampai, keringetan, perut gede, kerasa tuh jalan sejauh itu.....hehehe. Kami berjalan kaki sekitar 15-20 menit usai tanya sana-sini, dan dijawab dalam bahasa inggris terus ;-P. Begitu kelihatan bangunan tinggi Hotel Ancasa, aku langsung semangat dan bilang ke suami untuk gak usah tanya-tanya lagi, aku udah hapal area dekat sini setelah mantengin google map selama hampir 3 minggu. Hahahaha. Dan benar saja, tak jauh dari situ sudah terlihat terminal Puduraya yang besar dan tepat di seberang terminal, Hotel Citin Seacare, tempat dimana kami akan menginap selama 2 malam. Ahhh....tenang....
Citin Seacare - Pudu |
Setelah masuk, langsung info si Mbak India (yang sedikit sekali kemampuan bahasa Melayunya) kalau kami sudah booking kamar di situ. Dengan bahasa Inggris ku yang pas-pas an aku tanya-tanya sedikit mengenai beberapa tempat yang ingin kami tuju. Setelah meletakkan koper-koper dikamar, kami langsung turun lagi untuk makan malam. Pengennya langsung ke sekitaran bukit bintang, tapi lihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam waktu malaysia, kami putuskan makan di KFC yang berjarak sekitar 6 ruko saja dari Hotel Citin. Di KFC ini, nasinya nasi lemak, saladnya juga beda dengan di Indonesia. Lebih enak yang di Indonesia sih menurutku. Setelah perut kenyang, kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap esok hari bangun pagi-pagi menuju destinasi berikutnya.
Hotel Citin Seacare (2 nights) : Rp. 927.985 (1 queen size bed + 1 ext.matras)
KFC paket A + F +3 rices : RM. 35.30
Kalau ada yang pengen menginapdi Citin juga bisa lihat infonya di sini. Wokeh, dah pegel nih...kita lanjutkan hari berikutnya di postingan berikut yaaaa....:-)
Seru banget bu dhona perjalannya. Saya juga bulan Juli nanti insya Allah mau ke KL sama suami. Tiket udah dibeli dari tahun 2013 dan direschedule mulu sampai baru bisa berangkat Juli 2015 ini, Mudah-mudahan ga cancel lagi huhu.
BalasHapusThanks infonya ya bu. Jadi penasaran yang kartu hotlink itu. Bisa dipake ngenet di mana pun kan ya bu?
Ditunggu cerita selanjutnya bu dhonaaa :)
Waaa....Pas puasakah Lia?
HapusSemoga lancar dan seru nanti perjalanannya ya...
iya kartu itu bisa dipakai ngenet di manapun di Malaysia
Saya pakai juga pas di Malaka....:-)
Bajunya samaan ky punya anak aku. Kaos dhi*r warna biru. *gagal fokus* Serunya jalan-jalan sekeluarga. :)
BalasHapusHihihi......inget anak sendiri jadi ya Mak Tetty...:-)
HapusIya, seru banget kalau sekeluarga Mak....senang-senang sama-sama....:-)
Slalu kgn dgn malaysia..ini udh kyk rumah kedua buatku :) .. 4 thn aku sekolah di sana soalnya.. kebayang capeknya lg hamil jalan gitu mba..aku jg pas hamil 6 bln liburan ke penang, dan krn kebanyakan jalan ampe flek. tp untungnya ga napa2 :D.. memang maminya hobi jln, pas lahir, anakku pun ga rewel di ajak traveling ...
BalasHapuseh , tp kfc malaysia ada jual cheezy wedges yg ga dijual di Indo ;p Dan aku tergila2 ama itu.. makanya pas hamil maksa kesana krn aku ngidam wedges nya ;p
Oalah, pantesan banyak tau ya Mak...4 tahun sekolah di Malaysia...:-)
BalasHapusIya Mak, alhamdulillah gak sampai flek dan semoga dekbaynya sehat terus,Amin.
Waaa...kan,infobegini bikin nyesel dan pengen ke sana lagi nih....wkwkwk....cheezy wedges ya Mak....hmmm...semoga nanti kesampaian ngerasain,kalo gak di KL di tempat lain di Malaysia....Amiiin
:-)
Mak, sekarang AA juga lgi promo tapi itu kalo PP bisa kurang dari 250k, berarti harga tiketnya 99k -an ya? Skr PP dapet 400k hihihi.... Masih kurang murah ya..
BalasHapusWaaa....udah dapet tiket promo-nya AA ya Mak Noniq?
HapusSaya belum punya rencana nih......pengen sih, tapi masih mikir2...
Emang kayaknya akan sulit dapet yang lebih murah dari sebelumnya Mak
secara semua pada naik...hehehe...
yang tahun 2010-an malah bisa bener2 0 rupiah katanya...
Tapi teteup....udah murah AA dibandingkan yg lain Mak...:-)