Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Rabu, 31 Desember 2014

Resensi #2 : Teka - Teki Terakhir

Judul buku       : Teka - Teki Terakhir
Pengarang       : Annisa Ihsani
Penerbit           : PT Gramedia PustakaUtama
Tahun Terbit   : 2014
Tebal Buku      : 256
Ukuran buku   : 20 cm
Kategori           : Teenlit








Sebuah rumah tua yang besar berwarna putih di pinggiran sungai Littlewood menyimpan begitu banyak misteri. Ada yang mengatakan, bahwa pasangan suami istri Maxwell yang tinggal di rumah itu adalah penyihir, lengkap dengan sapu terbang dan ramuan hijau mengepul. Atau ada gosip yang menyebutkan bahwa mereka adalah ahli kimia gila yang sedang membuat eksperimen berbahaya. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka ahli botani gila yang sedang meneliti tanaman langka. Gosip yang semakin mengada-ada dan berkembang karena keluarga Maxwell hampir tak pernah keluar rumah. Kesan angker dari rumah dan pemilik pun semakin menjadi.

Adalah seorang gadis kecil dua belas tahun bernama Laura, yang tak pernah bermimpi akan menjadi tamu rutin rumah angker tersebut. Laura tinggal tak jauh dari rumah keluarga Maxwell. Setiap hari, Laura harus melewati jalan di depan rumah tua itu jika pergi dan pulang dari sekolah. 

Suatu hari, Laura pulang dalam keadaan kesal. Pak Larson,guru matematikanya, menuliskan angka Nol dengan spidol merah dan dua garis di bawahnya. Seakan kuatir Laura tak dapat melihat angka tersebut dengan jelas. Kertas ujian itu pun dibuang Laura sekenanya pada sebuah tong sampah di depan rumah keluarga Maxwell.

Tak disangka, esok harinya sepulang Laura dari sekolah,ia ditegur oleh seorang yang dianggap paling angker di kota kecil Littlewood. Tuan Maxwell !!!

-- Dari jarak sedekat ini, dia sama sekali tak terlihat menyeramkan, hanya terlihat seperti pria tua rapuh yang kesepian -- (hal 19)

Ternyata Tuan Maxwell menemukan kertas ujian yang diremas dan dibuangnya ke salah satu tong sampah didepan rumah tua itu. Lalu Tuan Maxwell memberikannya sebuah buku berwarna hijau berjudul " Nol: Asal-usul dan Perjalanannya". Buku yang tak pernah disangka oleh Laura akan mengubah pandangannya tentang matematika, bahkan mengubah seluruh hidupnya.

" Kuharap kau tidak terlalu terganggu atas nilai latihan aljabar konyol itu. Mendapat nol tidak terlalu buruk, terutama setelah begitu lama pencariannya" (hal. 21)

Kata-kata yang dipahami oleh Laura, setelah dia menyelesaikan buku pemberian Tuan Maxwell.

Kertas ujian lusuh yang dikembalikan oleh Tuan Maxwell tak lagi sama. Ada beberapa coretan berupa catatan tambahan tentang pekerjaan Laura pada kuis matematikanya itu. Catatan-catatan yang membimbing dan menguatkan motivasi Laura untuk memahami dan menjadi lebih baik dalam matematika.

Perkenalannya terhadap pasangan Maxwell, akhirnya membuka tabir rahasia dari semua gosip yang pernah ada di kota Littlewood tentang pasangan itu. Bahwa ternyata James dan Eliza Maxwell adalah Profesor, Ahli Matematika. 

Dan cerita tentang pengalaman luar biasa yang dialami oleh Laura setelahnya, diceritakan dengan begitu apik oleh Annisa Ihsani. Bagaimana Laura belajar banyak istilah matematika dari Tuan Maxwell maupun istrinya. Seperti tentang triple phytagoras, pembuktian formal, Quod Erat Demonstrandum, Teorema, hipotesis, konjektur, counterexample, aksioma, paradoks  dan nama-nama ahli matematika dari seluruh penjuru dunia. Laura menjadi sangat tertarik dengan matematika. Nilai matematikanya pun semakin bagus, bahkan mendapat nilai 100 !

Seakan pengalaman dan  cerita-cerita cerdas terus bersama Laura saat dia menghabiskan waktunya di rumah putih tua yang katanya angker itu. Laura datang ke rumah itu untuk membaca banyak cerita novel detektif di perpustakaan luas dengan banyak buku milik keluarga Maxwell. Tapi selalu saja ada jalan bagi Tuan Maxwell untuk membuatnya tertegun dan terpana pada setiap hal tentang matematika.

Suatu kali, Laura mengetahui, mengapa Tuan Maxwell sering menghabiskan waktunya di ruang kerja hingga lupa makan. Ternyata Tuan Maxwell sedang mencoba membuktikan Teorema Terakhir Fermat yang selama 350 tahun belum ada yang berhasil membuktikannya. Hal yang telah dilakukannya selama puluhan tahun. Menyita masa mudanya. Pendekatan-pendekatan yang dilakukannya selama puluhan tahun itu belum berhasil membuktikan teorema terakhir Fermat. Obsesinya sepanjang hidup. Itu juga sebabnya, Tuan Maxwell begitu akrab dengan rokok dan jauh dari kehidupan sosial. Berkotak-kotak rokok dihabiskannya selama seminggu. Menurunkan kesehatannya sedikit demi sedikit.

Kedekatan Laura pada keluarga Maxwell dan kecintaannya membaca buku-buku di perpustakaan mereka, tanpa sadar membuat Laura melupakan teman baiknya, Katie. Konflik antara Laura dan Katie menghiasi perjalanan cerita Teka-Teki Terakhir ini. Ada sedikit konflik juga antara Laura dan Eliza Maxwell, tapi tak terlalu dramatis. Cerita ini cenderung datar. Namun penemuan-penemuan Laura tentang banyak isi kamus matematika membuatnya menjadi menarik, termasuk bagaimana akhirnya Laura menemukan jalan untuk menyukai Matematika !

Titik puncak pertama dari cerita adalah pada saat Tuan maxwell membaca sebuah email dari teman sesama ahli matematika.

"Sebaiknya Kau datang ke konferensi di Cambridge nanti...ada rumor mengatakan...Andrew Wiles telah membuktikan Teorema Terakhir Fermat.." (hal.191)

Sebuah berita yang sungguh mengejutkan bagi Tuan Maxwell. Laura pun merasakan kesedihan yang mendalam. Kedekatannya pada keluarga ini,membuatnya merasakan hal yang sama pedih, mendengar bahwa kemungkinan pekerjaan tahunan Tuan Maxwell akan menjadi sia-sia.

Apakah Andrew Wiles benar-benar bisa membuktikan Teorema terakhir Fermat? Atau berita itu hanya isapan jempol yang biasa beredar di internet? Lalu bagaimana dengan nasib pembuktian yang coba dilakukan Tuan James Maxwell selama puluhan tahun? Siapa yang berhasil membuktikan teorema tersebut?

Baca bukunya. Meski genre buku ini Teenlit, tak perlu kuatir jika buku ini dibaca oleh anak usia Sekolah Dasar. Tak ada drama percintaan ala remaja.Ada sedikit cerita tentang seorang cowok yang menurut sahabat Laura, Katie, terpesona dengannya. Tapi hanya itu, tak lebih. Alur cerita yang kuat tentang penemuan dalam bidang matematika lebih banyak dibahas dalam buku ini. Cocok untuk anak yang suka matematika, atau justru membencinya. Siapa tahu dengan membaca pengalaman Laura, justru memotivasi untuk bisa 'menaklukan' matematika.

Hanya saja, yang bikin penasaran, kota Littlewood ini dimana? Karena tak pernah sekalipun penulis menyebutkannya. Lalu penggunaan kata-kata yang mungkin masih kurang pantas dibaca oleh anak usia Sekolah Dasar ke bawah, semisal : bodoh, bajingan. Meski sebenarnya kata-kata itu hanyalah sebuah contoh kalimat saat Tuan maxwell mengajarkan Laura tentang sebuah konsep dalam matematika.

Meski demikian, buku ini tetap sangat layak dibaca, menurut saya. 

Sinopsis

Gosipnya suami -istri Maxwell  penyihir. Ada juga yang bilang pasangan itu ilmuwan gila. Tidak sedikit yang mengatakan mereka keluarga ningrat yang melarikan diri ke Littlewood. Hanya itu yang Laura tau tentang tetangganya tersebut.

Dia tidak pernah menyangka kenyataan tentang mereka lebih misterius daripada yang digosipkan. Di balik pintu rumah putih di Jalan Eddington, ada sekumpulan teka-teki logika, paradoks membingungkan tentang tukang cukur, dan obsesi terhadap pernyataan matematika yang belum terpecahkan selama lebih dari tiga abad.Terlebih lagi, Laura tidak pernah menyangka akan menjadi bagian dari semua itu.

Tahun 1992, laura berusia dua belas tahun, dan teka-teki terakhir mengubah hidupnya selamanya..... 


Akhir tahun 2014, 31 Des 2014
10:46 PM

Rabu, 24 Desember 2014

Resensi #1 : Hafalan Shalat Delisa

Judul buku       :Hafalan Shalat Delisa
Pengarang       : tere liye
Penerbit           : Republika
Tahun Terbit   : 2008
Tebal Buku      : 266
Ukuran buku   : 20.5 x 13.5






"D-e-l-i-s-a  cinta Ummi.... Delisa c-i-n-t-a Ummi karena Allah !"
Pelan sekali delisa mengatakan itu. Kalah oleh desau angin pagi Lhok Nga yang menyelisik kisi-kisi kamar tengah. Amat menggentarkan. Terdengar jelas di telinga kanan Ummi. Kalimat yang bisa meruntuhkan tembok hati. (hal: 53)

Untaian yang sangat manis dari seorang anak perempuan kecil yang baru berumur 6 tahun. Tak ada ibu yang tidak akan terpana dan gemetar, mendengar putri bungsu mungilnya menyatakan cinta kepadanya karena Allah, Zat yang Maha Agung.

Tetapi, bagi Delisa yang masih bocah, saat itu, ungkapan tersebut adalah bekalnya untuk mendapatkan hadiah sepotong coklat dari guru ngajinya, Ustadz Rahman. Hadiah yang dijanjikan, jika mampu membuat sang Ummi menangis saat mengucapkan kata luar biasa itu. Saat nyaris ketahuan oleh Aisyah,kakaknya, Delisa berusaha berbohong.

Tak pernah terbayangkan oleh si mungil Delisa, ketidakjujurannya itu, menjadi 'semak belukar' dalam usahanya menghafal ayat-ayat sholat. 

Delisa adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Kakaknya Fatimah berumur 12 tahun, berpembawaaan tenang dan mengayomi adik-adiknya. Kakaknya ke-2 dan ke-3 adalah kembar, Aisyah dan Zahra. Zahra sangat pendiam,sementara Aisyah usil dan suka sekali mengganggu Delisa. Ummi adalah seorang ibu penyayang yang religius, selalu membimbing dan menaungi anak-anaknya dengan ketaatan pada Sang Maha. Abi mereka bekerja sebagai pelaut,di salah satu kapal tanker milik perusahaan PT.Arun.

Kak Aisyah diberikan tanggung jawab untuk membantu Delisha menghafal bacaan sholat. Sesuatu yang penting bagi Delisha, karena Ummi menjanjikannya sebuah kalung hadiah dengan gantungan huruf 'D' untuk Delisha.

26 Desember 2004. Hari dimana Delisha harus menunjukkan hafalan sholatnya di depan Ibu Guru Nur, Ummi dan teman-temannya yang lain. Hari yang sangat dinanti oleh Delisa,untuk mendapatkan hadiah kalung dari Ummi dan sepeda dari Abi. Di saat yang sama,130 km dari Lhok Nga, lantai laut retak seketika. Merekah sepanjang ratusan kilometer. Mencuatkan tarian kematian. Gempa yang disusul tsunami,meluluh lantakkan sebagian besar Nanggroe Aceh, termasuk Lhok Nga. Sekolah Delisa diterjang gulungan tinggi ombak tsunami. Hafalan sholat Delisa belum tuntas....

Begitu panjang derita yang dilalui oleh Delisa dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Cerita yang disuguhkan oleh penulis setelah tsunami berlangsung memberikan begitu banyak hikmah. Menyindir hati-hati yang sering tak puas akan takdir yanng telah digoreskan sang Pencipta. Delisa kehilangan kakak-kakaknya. Sementara Ummi, belum juga ditemukan dimana rimbanya. Belajar banyak dari anak kecil berumur 6 tahun, akan makna pasrah, menerima dan ikhlas. Begitu banyak kehilangan, namun juga digantikan dengan banyaknya pertemuan.

Delisa tak jua bisa menghapal bacaan sholatnya. Bahkan bacaan itu seakan semakin jauh pergi dari ingatannya. Perjuangan Delisa untuk menyelesaikan hafalannya harus melalui jalan panjang penuh onak duri. Berkali bertemu Ummi dalam mimpi,yang terus memintanya menyelesaikan hafalan shalatnya. Akankah Delisa mampu menyelesaikan hafalannya? Apakah Delisa akan bertemu Ummi? 

Buku ini bercerita banyak hal, bukan hanya hafalan sholat delisha, tapi juga pertemuan-pertemuan delisa dengan orang-orang baru, prajurit Salam yang muallaf karena takjub pada keanehan saat dia menemukan Delisa pertama kali, Shopi perawat yang sekilas mengingatkan Delisa pada hadiah kalungnya, banyak lagi. Yang paling memilukan adalah bagaimana kepedihan musibah tsunami Aceh digambarkan dengan begitu menyentuh. Akhir yang bahagia juga tragis pada pertemuan Ummi dan Delisa.

Buku yang menguras banyak air mata, namun terselip makna yang dalam. Hanya dosa kecil yang dilakukan Delisa, namun kata maaf yang belum tersampaikan pada Ummi, menahan ingatannya untuk mampu menghafal bacaan sholatnya. Kala Ummi memaafkannya dalam mimpi, alam semesta seakan membantunya untuk menyelesaikan tugas hafalan shalatnya. Dan Ummi, menunaikan janjinya untuk menghadiahkan Delisa kalung dengan gantungan 'D' untuk Delisa.

Buku yang sangat layak untuk dibaca,bahkan untuk anak-anak yang sudah gemar membaca buku cerita tebal tanpa gambar. Bisa mengajarkan mereka tentang kasih sayang bersaudara. Bahwa, kadang jika kita berfikir nanti untuk berbuat baik pada saudara kita, tapi sangat mungkin 'nanti' itu tidak akan ada lagi.




Rumbai,20141224









Jumat, 21 November 2014

Kenangan Fadhli di BCMC St. Boromeus Bandung

'Fadhli gak mau lagi ke dokter gigi mama.......'

Fadhli meraung, menangis heboh sambil memegang pipinya. Tak sampai hati aku melihatnya. Kupeluk anakku itu dengan erat.D uuuh...gimana ini. Padahal proses perawatan giginya belum lagi selesai.

Sebelumnya, fadhli gak pernah takut ke dokter gigi. Bahkan saat giginya masih baik-baik aja, fadhli suka sekali minta naik ke kursi untuk pasien, saat bawa Kak Ciwa berobat gigi. Bukan buat ditambal ato lainnya, hanya minta bu dokter liatin giginya dan....selesai :-)

Bahkan saat giginya pun mulai berlubang dan harus menjalani proses tambal, dia baik-baik aja. Pun saat gusinya bengkak karena lubangnya sudah cukup dalam. Trauma dimulai saat masih dalam perawatan, gusi yang tadinya sudah baikan, bengkak dan meradang lagi. Setiap kali mau makan, fadhli mengeluh sakit, meski gak sampai heboh gak mau makan. Sampai suatu kali, saat aku membawanya ke dokter gigi langganan anak-anak. Melihat gusi fadhli yang kembali memerah, ibu dokter pun berpura-pura menggerakkan kapas yang biasa dibuat untuk menahan air liur ke arah gusi yang bengkak sambil menyemprotkan angin di sekitar gusi. Alih-alih berharap cara demikian membuat rasa sakitnya tak terlalu terasa, justru fadhli menjerit kesakitan dan berontak.....Dari situlah, fadhli mulai takut ke dokter gigi, takut bor-nya, takut semprotan angin-nya yang kata fadhli bikin sakit. Dan sulit sekali mengajaknya berkompromi, padahal urusan giginya belum kelar....

Mau tak mau, aku cuma bisa kasihan saat fadhli mengeluh sakit gigi. Pada kedatangan terakhir ke dokter gigi tersebut, gigi fadhli sudah ditambal setengah. Tapi tiba-tiba saja dia menangis keras dan berontak. Alhasil, tambalan tetapnya belum penuh dan sempurna. berapa kali dibujuk oleh papanya, fadhli tetap tak bergeming dan terus menolak. Aku kuatir sekali, lubang yang masih ada karena tambalan belum penuh itu mudah dimasuki makanan dan mudah terbuka lagi.

Dan benar saja, gigi fadhli kembali sakit. Yang bikin tambah bingung, sakitnya datang saat kita sedang di luar kota, di Bandung. Aku dan papanya panik, mau dibawa kemana. Beruntung sekali, saat itu kami sedang bersama adikl aki-laki ku yang keluarga mertuanya memang berdomisili di sana. Adikku menyarankan untuk membawa fadhli ke dokter langganannya di RS. St Boromeus, yang jaraknya dekat sekali dengan hotel tempat kami menginap.

Kartu Berobat Fadhli

Lucu-lucuan sebelum dipanggil masuk ke ruang dokter



Kami masuk ke bagian BCMC (Boromeus Children Medical Centre). Setelah mendaftar dan berada di ruang tunggu, aku masih kuatir, kalau nanti fadhli menolak untuk diobati. Cukup lama juga kami menunggu, sampai dengan nama fadhli dipanggil. Aku langsung menjelaskan keadaan fadhli dan trauma yang pernah dialaminya plus kekuatiranku bahwa dia akan menolak diobati. Sang dokter pun mengangguk mengerti dan segera mendekati fadhli.

Dokter dan perawat ber-aksi

Baru kali itulah,aku merasa,fadhli di -entertain sedemikian sehingga dia merasa nyaman, aman dan menyelesaikan perawatan giginya hari itu. Luar biasa gembira rasanya. Sejak awal aku sudah memperhatikan ruangan dan perawat serta dokter dalam ruangan itu. Seorang perawat khusus hanya mengurusi pendaftaran dan pemanggilan pasien. Sementara perawat satunya bertugas menemani sang dokter, mengajak fadhli bercerita, memuji keberanian fadhli dan lain-lain. Pokoknya mengalihkan perhatian fadhli dari rasa sakit !!!

Fadhli bukannya tak mengeluh dan nangis kesakitan. Wong gusinya bengkak. Pada saat cairan obat disemprotkan ke giginya, fadhli menangis kesakitan, tapi sang dokter dan perawat dengan sigap dan cepat mengajaknya berkumur, memujinya dan terus mengajaknya bercerita.

Sisi lain di ruang Dokter gigi. Ada tivi dengan tayangan kartun.

Televisi dengan tayangan film kartun di bagian depan kursi pasien pun cukup membantu mengalihkan perhatian fadhli. Hingga tak sedikit pun kata-kata bahwa takut bor atau semprot angin dan lain-lain keluar dari bibir fadhli.....Aku dan papanya yang sedari tadi tegang dan was-was menunggu akhirnya menjadi lebih tenang. Hingga akhir, fadhli gak berontak. Malah setelah turun dari kursi, senyumnya lebaaaaar banget. Dan tambah senang saat dikasih hadiah stiker pahlawan oleh Dokter.

Tentu saja apa yang dilakukan oleh dokter adalah masih proses perawatan. Aku pun menjelaskan kalau hanya ada tugas beberapa hari saja di Bandung dan tidak mungkin kembali dalam waktu beberapa hari ke depan untuk membawa fadhli berobat. Dokter memaklumi dan mengatakan bahwa sudah tidak ada masalah dengan gigi fadhli. Namun paling lama 3 minggu harus dibongkar untuk ditambal permanen. 

Meski sempat terasa kuatir dimana di pekanbaru prakter dokter gigi anak yang seperti di RS St.Boromeus. Tapi alhamdulillah sampai sekarang belum ada keluhan dari fadhli. Meski sekarang sudah harus nyari dokter gigi yang tepat lagi buat fadhli ;-D

Berharap ketemu tempat yang tepat buat fadhli di pekanbaru, plus ditanggung asuransi kesehatan yang kami punya....hahahahaha....#kalo ini mah mimpi terus dah....Kalo di St Boromeus yang diterima cuma Kartu Platinum....yang aku pegang cuma Silver....hahahaha.
#curcol nih aselinya....... ;-)







Senin, 17 November 2014

Hari bahagia itu kita namai : WISUDA XI

Bersenang-senanglah
Karna hari ini yang akan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Karna waktu ini yang akan kita banggakan di hari tua
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
By :Sheila On 7
---------------------------------------------------------------------------------------
Wisuda kali ini terasa berbeda,
khususnya bagi-ku

Waktu terasa berjalan cepat
Mengejar dan menguntit di belakang
Banyak hal yang membuat rencana terbang terbawa angin
Ah...untung saja, kalian punya  Bunda Elva tersayang dan Mami Retno

Saat ini pun serasa masih belum kembali ke dunia nyata
penat, masih menggelayut

Perjalanan penuh memori ya....
Mungkin ada yang merasa jalan terlalu mulus untuk dilewati?
Atau justru selalu mendaki dan hampir tak pernah melandai hingga akhir?
Lalu....sudah pernah memikirkannya dengan dalam?
Jika ya, pasti sudah mendapat makna nyata-nya kan?

Lihat ke dalam,
Apakah ada yang berubah?
Membaik, atau sebaliknya?
Kalian yang punya jawabannya.

Teringat tulisan kesan pesan yang dibuat salah satu mahasiswa kebanggaan Elka
Yogi Syaputra,
bahwa sebuah cangkir yang indah dengan lukisan di sisi-sisinya
tidak dibuat semata dari tanah liat yang dibakar 1 x
namun melewati proses yang demikian rumit,
hingga akhirnya,
seonggok tanah liat yang kotor
dapat berubah menjadi maha karya indah yang dikagumi
Thanks untuk inspirasinya Gi.....
Ibu belajar satu hal dari kamu,
bahwa untuk menginspirasi, tak harus berdiri di bagian depan :-)

Syukur yang teramat dalam
bahwa akhirnya kalian lulus 100%
ter-spesial anak-anak Ibu G10
Atas segala kekurangan dan kesalahan, ibu mohon maaf ya

Husnul : kamu bukan sekedar ter-ikut lulus, (ingat pesan kesan mu di Jatra Hotel)
kamu berjuang untuk itu husnul
Hasil ujian mu itu bagus......sadari itu !!!
Kamu bisa jadi lebih sukses dari apa yang kamu pikirkan !

Buat Juli yang rajin senyum,
quote pilihan bunda Elva itu maknai dalam-dalam
Semoga sukses ke depannya ya...:-)

Herio,
Kamu tau kan,apa complain ibu ke kamu?
Semoga setelah ini, kamu bisa lebih baik ya...:-)

Bryan dan Pebri : Sudah belajar banyak hal kan?
Penyesalan tak pernah datang di awal,
karena kalo di awal, katanya itu bukan penyesalan,
melainkan pendaftaran.....:-D
Jadi, jangan jatuh di tempat yang sama lebih dari 1x ya....

Agung,
Maaf jika ibu ada salah ya
Jangan lupa,cari pendampingnya nurut kata Mama kamu...:-D
(eh....ini serius loh Gung....)

Tomi, Rafky, Khairul, perjalanan panjang baru akan segera dimulai
siapkan diri, Semoga sukses selalu menyertai kalian,Amiin.

Teruntuk G11,
Saat Mami Retno bilang 'kangen' pak Zetta....
Langsung terbayang pasti luar biasa jika ada beliau
Hasil yang kalian peroleh,sedikit banyak, adalah imbas dari yang beliau berikan
Cuma pengen bilang : 'Selamat Zet....'

Believe or not....
Teman-teman kalian satu kelas,
adalah pengaruh terbesar bagi diri kalian
Bersyukurlah, bahwa kalian berada pada tempat dan lingkungan yang tepat
yang membuat kalian termotivasi untuk maju

Setiap generasi, mempunyai cirinya masing-masing (setuju dengan bunda Elva)
Mereka, generasi yang mungkin tidak sekompak kalian
memiliki hikmah dan makna sendiri

Ke-kompakan setiap generasi demikian bermakna dengan hasil yang membahagiakan kita semua
Ke-tidakkompakan dari sebagiannya, memberikan pembelajaran, kekuatan dan hikmah yang dalam
bukan hanya bagi mahasiswa, namun juga kami, para dosen 

Buat Rifky dan Arif :Mantapppp!!!
Buat Yulvi, Eko dan Imam: terima kasih bantuannya....:-)
Buat Ferdian: Terima kasih,semoga kamu semakin sukses ke depannya,Amiiin.
Buat Bastian : Hahahaha...kamu lucu nge-MC
Buat Eko:Ibu ikhlaskan kamu jadi ganteng 29 yaaaaa....hahaha
Buat Uci :Cantik banget pas wisuda....pangling...
Buat Icha: Ibu masih gak ikhlas ama sepedanya Ca....:-P
All G11: lagu kemesraan ama lagunya Sheila on 7 pas Prom Night  itu terngiang terus....
Pilihan lagu yang mantap abissss.......:-)

Sekali lagi,buat G11, bersyukurlah
bahwa anda diberikan tempat dan teman-teman yang hebat....

SELAMAT  WISUDA ya Nak....
Semoga naungan kebahagiaan dan keberhasilan
senantiasa berada di dekat kalian, Amiiin...


November 17, 2014





Jumat, 03 Oktober 2014

My Great Man(s) - Ayah

.....
Untuk...ayah tercinta 
Aku, ingin bernyanyi
Walau..air mata di pipi ku
Ayah...dengarkanlah
Aku, ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi...
(Rinto-Harahap)

.....
ayah....dalam hening sepi ku rindu
untuk...menuai padi milik kita
tapi kerinduan hanya tinggal kerinduan
anak mu sekarang banyak menanggung beban...

....Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan 
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
 kini kurus dan terbungkuk ...
 Namun semangat tak pernah pudar
 meski langkahmu kadang gemetar 
kau tetap setia
(Ebiet G Ade) 
 
.....
Tuhan tolonglah 
sampaikan Sejuta sayangku untuknya 
Ku terus berjanji
 Tak kan khianati pintanya 
Ayah dengarlah betapa sesungguhnyaKu mencintaimu 
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu 
(Gita Gutawa)

-----------------------------------------------------------------

Selalu ada lelaki dalam hidup seorang wanita kan ?
Tentu saja....yang pertama adalah Ayah, orang tua kita. Sosok laki-laki hebat pertama yang kita kenal.Yang mengajarkan banyak hal...termasuk tentang hidup dan perjuangan yang mewarnainya. Yang mengajarkan untuk tetap tegar dan tersenyum dengan segala coba yang datang. Dan mengajarkan bagaimana menghormati dan menyayangi orang tua.

Foto Papa dan Mama

Memori tentang seorang ayah di ingatan ku, begitu luar biasa. Hal yang ku syukuri dalam hidup. Memilikinya, adalah hal terindah dalam hidupku, hidup anak-anaknya. Ingin kutorehkan beberapa hal, yang begitu membekas dalam ingatan ku tentangnya. Tentang sosok lelaki luar biasa......salah satu surga dunia ku.

  • Setelah sepeninggal Mama, kehidupan beliau berubah 180 derajat. Radio Orari yang dulunya selalu menjadi bagian dari hari-harinya, mulai dilupakan. Perlahan namun pasti, kepergian Mama menyadarkannya tentang hidup yang sesungguhnya. Dia tak lagi mudah marah. Dan yang paling membekas bagiku, tak sekali pun sholat malam di lewatkannya. Setelah aku lebih dewasa, setiap kali curhat tentang masalah yang aku hadapi, takkan pernah lupa beliau mengingatkan untuk sholat malam. Bagiku, ini adalah salah satu dari 'harta warisan'nya bagi kami, anak-anaknya. 
  • Beranjak remaja, komunikasi ku dengan beliau semakin baik. Beliau sering mengajakku  berdiskusi. Meski bukan masalah kantor, hanya untuk masalah rumah. Untuk masalah kantor, Papa memilih menyimpan dan menyelesaikannya sendiri. Aku tau,beliau tidak ingin kami ikut pusing dengan masalah-masalah itu. Meski,dia sendiri nyaris tak punya tempat untuk berbagi. Tapi ,beberapa hal, tak mampu ditutupinya dari kami. Acapkali aku melihatnya tertidur di depan tivi di ruang keluarga, dan...terlihat sangat lelah. Ketika saat seperti itu datang, aku selalu merasa ketakutan dan ingin menangis, kekhawatiran jika beliau tak lagi bangun dari tidurnya *efek ditinggal Mama* Aku pun sering memperhatikan gerak - gerik beliau. Sampai pada makanan yang beliau suka. Awalnya aku tak suka makan sayuran mentah. Rasanya sungguh aneh. Tapi karena selalu melihat beliau menyukai lalapan mentah, aku pun ikut. Aku masih ingat, bagaimana aku memperhatikan beliau makan sayur kol mentah. Begitu menikmati bahkan suara kres-kres dari sayur kol yang dikunyahnya membuatku tertarik mencoba. Dan..setelah ku rasa, tak pahit. Maka sejak saat itu pun aku menyukai kol mentah. Bukan karena aku suka, tapi karena ingin mengikuti beliau. Meski sekarang, aku menyukai kol mentah karena memang segar dan menurutku rasanya manis...:-)
  • Papa begitu menyayangi Mama. Jika beliau bercerita tentang masa kecil kami, tak pernah absen untuk menyanjung almarhumah. Tentang kesabaran Mama terhadap kami. Bagaimana Mama menyayangi kami. Sampai saat ini. Akan kuceritakan tentang ini lain kali :-)
  • Sepeninggal Mama, beliau segera membangun sebuah rumah yang dulunya adalah impian Mama. Mewujudkan mimpi istrinya yang telah tiada. Beberapa pekerjaan dilakukannya sendiri diantara hari liburnya. Pada saat rumah tersebut mulai di beton, meski belum selesai, aku ingat, hampir setiap malam Sabtu atau Minggu, beliau akan mengajak kami mengunjungi rumah tersebut. Membeli camilan, lalu duduk di lantai atas rumah, menggelar tikar, memakan camilan tadi sambil menatap bintang-bintang dan berbagi cerita. Tak satu pun dari kami, seingatku, pernah bertanya...kenapa hampir setiap malam libur kami di bawa ke sana. Tapi setelah lebih dewasa.....aku mulai mengerti sebabnya.
  • Papa menunjukkan kepada kami, bagaimana dia perduli kepada orang lain. Bagaimana dia menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu orang lain. Berbagi pada yang kurang beruntung. Pernah suatu kali, beliau mengatakan : Anak-anaknya semuanya jauh (pada waktu itu, aku kuliah di Surabaya, adikku kuliah di bandung dan medan, papa sendiri di Aceh). Dia memiliki keyakinan, bahwa jika dia membantu orang, maka jikalaulah nanti anak-anaknya menemukan masalah di tanah orang, niscahya akan ada yang membantu. Keyakinan yang menghujam dalam hatiku.
  • Aku ingat, saat baru menikah dan masih tinggal terpisah (suamiku masih kerja di Batam saat itu), kakek sakit keras. Aku berkeras ingin berangkat sendirian menggunakan travel dari Pekanbaru ke Palembang. Tapi suamiku keberatan, dia kuatir, karena aku belum pernah naik travel ke sana. Waktu itu,aku memutuskan bertanya kepada Papa,meminta izinnya untuk segera berangkat hari itu juga.Tapi jawaban Papa saat itu mengecewakanku. Beliau justru mengingatkanku,bahwa saat itu, justru tempatku meminta izin bukan lagi padanya, tapi pada suamiku. Aku menangis luar biasa setelah itu, karena aku kuatir akan kondisi kakek....tapi kemudian....aku sadari, itu adalah satu pelajaran penting yang diajarkannya pada ku. Bahwa setelah menikah,maka surga ku berada pada ridho suamiku. Love you Pa.....
  • Dan yang paling membekas dan sering kali membuatku merasa bersalah adalah : papa begitu sayang pada kedua orang tuanya. Sangat. Itu yang tak kan mampu aku ingkari. Bukan sekedar kata, namun dibuktikan secara nyata. Aku sangat paham, dengan rezeki yang papa dapatkan, dengan anaknya yang banyak dan butuh biaya sangat besar, sulit bagi papa memberikan materi yang melimpah bagi orang tuanya. Tapi....kebahagiaan batin keduanya begitu beliau perhatikan. Aku sendiri tau dan mendengar langsung dari nenek dan kakekku, bagaimana mereka memuji anak tertuanya itu. Papa tidak banyak pergi untuk rekreasi sana sini saat punya libur. Karena baginya, libur adalah waktunya untuk melihat ke-2 orang tuanya. Hal ini tidak pernah berubah, hingga pada saat ke-2nya telah tiada. Beliau pernah berkata : Justru saat hidup itu yang perlu kita datangi dan kunjungi, jika telah tak lagi bernyawa,hanya pusara,....tidak lagi bermanfaat. Pelajaran luar biasa bagiku.Setiap kali teringat bagaimana beliau menyayangi kedua orang tuanya, bulir-bulir air mata ini tak kuasa aku tahan.....aku masih tak mampu membalas, berbuat yang sama bagi beliau.....Ya Rabb....hanya Engkau yang mampu membalas baktinya pada kedua orang tuanya. Berikanlah balasan surga baginya Ya Rabb....Amiiin #mewek# Ya Allah, aku pun ingin meraih surgamu karena menyayangi dan berbakti pada kedua orang tuaku..... 
Masih banyak sekali hal luar biasa yang menjadi catatan berharga dalam perjalanan hidupku. Papa tipe yang kurang bicara tapi banyak memberi contoh. Sosok ayah yang di-hadiah-kan untuk kami, anak-anaknya, meski Allah SWT mengambil Mama bahkan di saat aku masih belum mengerti apa artinya ditinggal oleh seorang ibu.

Kini,beliau semakin renta.Setiap kali aku menjenguknya saat Lebaran, tubuhnya semakin tak lagi bisa berdiri tegak. Aktivitas kerjanya yang sarat bersinggungan dengan aktifitas fisik, menyebabkan beberapa bagian dari syarafnya terjepit. Ya...papaku masih bekerja,hingga saat ini,diusianya yang tak lagi muda.....:-(


Our Lovely Papa


Keadaannya sekarang membuatku selalu mewek setiap mengingatnya. Justru frekuensi menelponku menjadi berkurang. Aku kadang tak tau harus bicara apa, karena selalu terbawa emosi dan ingin menangis....Tuts hape yang awalnya sudah mulai ditekan,seringkali urung karena aku sudah menangis duluan.....

Dokter bilang, usianya yang sudah tua, menyebabkan tindakan operasi justru berbahaya baginya. Jadilah beliau hanya menjalani terapi dan makan obat terus menerus *hiks* Rasa sakit itu ditahankannya saja...meski katanya, sakitnya luar biasa.....*nangis*

Papa,juga bukan tipe yang sedikit saja sakit mengeluh.Ah...bahkan aku kadang tak habis pikir, sesuatu yang bisa membuat rasanya jantungku mau copot begitu tau, baginya adalah hal biasa. Dia kadang hanya tertawa saja menceritakannya. Mulai dari dulu saat megangkat meja rias Ligna peninggalan Mama ke lantai 3 rumah, yang kacanya jatuh dan merobek cukup besar bagian lengannya.Yang hanya diobatinya dengan betadine tanpa ke dokter.Padahal luka itu lebar dan menganga.....aku ngeri mengingatnya. Lalu berita kalau bagian dari jari tangannya terpotong saat memperbaiki bagian dari alat berat di tempatnya bekerja, atau hampir jatuh dari tumpukan seling atau pipa-pipa, atau saat beliau masuk kedalam sebuah pipa, lalu tersangkut di tengah-tengah pipa tersebut. Sesuatu yang seharusnya tak dia lakukan, tapi kecintaannya terhadap pekerjaannya, membuatnya melakukan banyak hal yang seharusnya dilakukan oleh orang lain. Ya Rabb.....hanya do'a yang mampu kupanjatkan bagi keselamatannya. Lindungi papaku ya Allah....

Tapi sakit kali ini....katanya sakit luar biasa.....*nangis lagi* Maka aku tak kuasa membayangkan,seperti apa rasa sakit itu,hingga kali ini,beliau mengakui bahwa rasanya sakit. Itu pun,masih juga disembunyikannya dari orang lain, termasuk rekan kerjanya. Bagi mereka, Papa tetaplah atasan yang selalu bisa menunjukkan contoh perilaku bekerja yang baik. Tidak mau hanya diam dan duduk di kantor. Padahal.....dari ceritanya lewat adikku, aku tau, ternyata kadang untuk menghilangkan panas di kakinya akibat sakitnya,dia harus mengompres kakinya dengan es, saat semua rekan kerjanya sudah tertidur pulas (saat Papa tugas keluar kota).

Entah bagaimana perasaanku saat ini.....entahlah, tak mampu diungkapkan. Setiap kali aku ingat beliau, hanya bulir-bulir bening ini terus yang keluar....Ya Rabb....jikalaulah boleh hambamu ini meminta dan memohon....Maka aku mohon, kuatlah Papa ku menghadapi cobaan ini,semakin lekatkan dia pada-Mu, kurangi sakitnya Ya Rabb. Jika tiba waktunya, kembalikan dia dalam keadaan Khusnul Khotimah....buat hatinya selalu terpaut pada-Mu Ya Rabb....Amin.

Pa, engkau adalah salah satu surga dunia-ku,dan bagi keluarga kecil-ku. Do'a-do'a mu selalu kami harapkan untuk membantu keluarga kecil ini menuju keluarga yang Sakinah Ma waddah Warahmah. Semoga kami,menjadi anak-anak yang tidak merugi, karena mendapati orang tua kami yang sudah tua,namun kami tidak berbakti. Takkan mampu kami membalas semua budi baikmu Pa, sampai akhir dunia pun.....Maka mohon ikhlaskanlah segala hal yang telah Papa korbankan bagi kami ya Pa. Maafkan atas keterbatasan bakti kami. Di dalam hati kami, Papa adalah sosok yang takkan tergantikan....berada pada tempat istimewa,di dalam relung hati kami. Semoga Allah SWT menyayangi mu Pa.......

Papa dan adik-adik ku


Yang kangen Yai,
Cium sayang buat Yai
Dari Anak, Menantu dan Cucu
Ciwa,Fadhli,Dhona,Iwan

Rumbai,tak jelas tanggal berapa,menjadi draft selama berminggu-minggu.


Tunggu cerita selanjutnya ya, masih tentang sosok laki-laki di hidupku, My Great Man(s)-Suami.








Liburan ke Aceh - Lhokseumawe - Aceh Lon sayang

Alow sobat...

Kali ini pengen cerita tentang pengalaman balik kampung liburan Lebaran kemarin.Late post sihh....janji ke diri sendiri yang baru bisa ditepati... Daerah yang aku sebut kampung ini bukan kampung halaman sih *secara menurut kebanyakan orang kampung halaman itu adalah tempat asal ortu atau tempat dimana kita dilahirkan* Soalnya diriku bukan dilahirkan di sana, bukan pula kota asal ortu baik ayah atau ibu ku. Tapi....rasanya, justru tempat ini yang paling cucok aku panggil kampung halaman. Meski aku lahir di Palembang, tapi aku justru paling tau dan hapal kota kecil ini. Tempat itu dulunya disebut Zona Industri. Yuppz, kota kecil bernama Lhokseumawe, yang penuh dengan industri-industri.

Sumber PIC

Aku tidak lahir di sana, tapi seluruh masa kecilku, ku ukir di sana. Aceh Lon Sayang. Apapun duka yang pernah terukir di sana, bagiku di sana adalah tempat favoritku. Semoga Aceh terus aman dan kondusif,jadi bisa terus berkembang dan aku bisa terus pulkam untuk mengenang masa kecil dan menikmati pantainya, Amiin. 


Tugu simpang Jam-Lhokseumawe.
Sumber Pic


Kota ini kami singgahi 2 kali dalam perjalanan liburan keluarga kami. Kesempatan pertama,benar-benar hanya singgah, karena hanya semalam lalu kami berangkat menuju Banda Aceh dan diteruskan ke Sabang. Perjalanan pertama ke Sabang yang Amazing pernah aku tuangkan di sini. Kesempatan ke-2 kami singgah saat akan kembali dari Banda Aceh. Niat awal yang hanya 1 hari jadi 2 hari karena kami belum bisa melanjutkan perjalanan disebabkan si Papa kumat Migrainnya. Kelelahan terus-menerus nyupir akhirnya menunjukkan wujudnya, hehehe...

Jujur, seneng bisa lebih lama di sana. Aku sempat lihat rumah Papaku di Lhok, bisa singgah ke beberapa sanak saudara meski belum semuanya, dan yang paling penting adalah : ziarah ke kuburan Mama. Rasanya sudah lamaaa sekali gak ziarah. Meski katanya yang paling penting adalah do'a,namun tetap saja melihat langsung tempat di mana jasad beliau beristirahat terakhir menghadirkan rasa lain.*haru

Sore itu,anak-anak masih pada tidur. Aku dan suami bersiap untuk ziarah. Seperti biasa, parang adalah 'bekal' yang wajib dibawa. Dengan mengendarai sepeda motor milik kakak ipar,kami pun berangkat ke sana. Baru saja memasuki Gapura depan Komplek Perumahan PT.AAF,sekelebat bayangan tentang beragam memori saat di sana, melintas hilir mudik di kepalaku. Di mataku, aku melihat betapa 'lelah' nya komplek ini,tua dan tak terawat. Tapi di kepalaku,aku masih ingat bagaimana ramainya lalu lalang di sana dulu, rumput yang hijau segar, sekurity yang ramai dan ramah,tulisan selamat datang yang gagah....Terakhir kali aku ke sana,rumah-rumah yang terletak di dekat jalan masuk sepi,kosong dan terlihat sangat angker. Tapi sekarang,justru mulai ramai ditinggali dan tampak mulai terawat. Meski secara keseluruhan,pemandangan komplek ini masih amburadul dan kotor.Tapi penghuninya betul-betul ramai dari yang pernah aku ingat. Ternyata sudah banyak orang yang membersihkan rumah-rumah kosong itu dan menempatinya.Entah dengan izin atau tidak. Kolam yang terletak ditengah komplek pun terlihat kotor dan rumputnya gersang. Pohon-pohon besar yang dulu berdiri kokoh di sana menanungi orang-orang yang memancing saat acara 17-an pun sudah tumbang dan dipotong-potong untuk dijadikan kayu bakar. tidak ada yang melarang, orang bebas melakukan apapun di sana. Tapi bukankah begitu lebih baik, dari pada kosong dan seperti rumah hantu?

Asean sekarang......Sumber Pic

Tiba di bagian belakang komplek, di area lapangan sepakbola,ramai sekali anak muda yang bermain di sana. Dulu di belakang lapangan ini menjadi TPA komplek. Meski tetap terlihat sampah di sana-sini, tapi tidak sekotor dulu. Kuburan komplek ada di balik lapangan sepak bola ini. Sedikit turun ke bawah, berbatasan dengan kampung yang berada di sekitar komplek. Jalan ke sana sudah lebih bersih dan lebar. Ternyata ada yang menggunakan lahan kosong di sana untuk bercocok tanam. Pohon yang dulu menaungi nisan-nisan yang ada di sana, semakin menjulang tinggi dan besar.

Mataku mencari-cari, dan terpaku pada nisan milik Mama. Terbayang di mata,terakhir kali mengantarkan jasad beliau ke tempat ini. Jelas, sangat jelas, semua memori itu. 

Tumbuhan merambat yang ada disekitar nisan sudah begitu kuat bersandar pada nisan-nisan di sana. Suamiku dengan sigap membersihkan area di sekitar nisan mama. Setiap kali, dalam hati aku sampaikan, "Ma...ini menantu mama. Menantu yang tak pernah bertemu bahkan melihat wajah mama langsung.Tapi menyayangi mama seperti ena menyayangi mama. Karena dia selalu paham, apa yang ena rasakan tentang mama." *ahh...jadi melow...

Kali ini anak-anak kami tidak ikut.Tapi mereka pernah kami bawa untuk ziarah ke Nyai-nya. Setelah lebih besar, aku tetap ingin mereka tau, siapa dan dimana Nyai-nya dikuburkan. Kami tidak berdo'a di sana. Biarlah lafal do'a bagi beliau kami ucapkan di setiap sujud-sujud kami. Kuburan bukan tempat untuk berdo'a bukan?

Perjalanan di komplek itu kami akhiri dengan bersilaturahmi ke saudara yang sekarang tinggal di sana. Sayang, kami tidak sempat untuk berkunjung ke teman-teman yang tinggal di sekitar Krueng Geukueh, mungkin pun mereka sudah tidak lagi tinggal di sana.

Kesempatan berikutnya, kami jalan di pusat kota Lhokseumawe. Waaahhh...ruko-ruko nya sudah lebih tertata. Aku seneng banget lihatnya, plus jadi belanja ini itu...hahahaha. Soalnya jujur, menurutku lhoh ya, selera orang-orang di sana tuh bagus, sekilas aja lihat barang-barang yang mereka pajangin bikin pengen mampir. Dan memang bener, setelah masuk....gak sulit menemukan barang-barang yang kita suka.Gak harus berantakin atau kibas sana sini buat nemuin barang yang menarik perhatian....sekali lagi ini menurutku loh yaaaa...;-D. So....jadilah banyak barang yang aku beli......wkwkwk

Trus yang cukup berkesan adalahhhhh....makan soto Endang dan martabak plus roti cane bangladesh...Tempatnya tidak banyak berubah,masih se-sederhana dulu, dan sotonya juga masih tetep manteeeeeppp...Porsi kecil yang bikin nagih.....Begitu juga martabak dan roti canenya.....ngangenin abiiissss....*ngiler

Warung soto Endang....Hampir tak ada yang berubah..

Si Abang sedang buatin Roti Cane dan Martabak Telur Pesanan-ku

Saat dalam perjalanan pulang ke Pangkalan Berandan, menuju rumah mertua, kami sempat mampir ke seorang teman lama, namanya Betty. Aku manggilnya Cik Bet....gegara temenku adalah ponakannya juga, kami bertiga se-umuran. Ah...ini bukan teman lagi kali yaaa....kami kenal cukup lama, bahkan dengan keluarga besarnya.....orang-orang baik, lucu dan suka bikin ketawa gak ada matinya :-). Well, berjumpa dengannya terasa spesial. Bahagia, akhirnya bisa bener-bener kopi darat setelah sebelumnya pernah niat jumpa tapi malah gak ktemu. Anak-anakku belum pernah bertemu dengan temanku ini, tapi dasar auranya baik dan nyenengin, anak-anak langsung berani dan kayak udah lama kenal aja Alhamdulillah....bahagia luar biasa.Terserah mau dibilang lebay ato apa...tapi ciyus, ketemu Ci Bet bikin hati tuh bahagiaaa banget, serasa menemukan sebagian kepingan memori indah yang sempat hilang  *haru bahagia.. 

Me and Betty. Sumber :Facebook Betty Salamony

Lagi, dalam perjalanan, kami mampir ke Geudong. Ini tempat kenangan nih. Dulu masa masih mahasiswa, aku dan suami sering makan di salah satu Ruko yang menjual Martabak Durian, kala musim durian di sana. Uenaaaaakkk banget loh...Dan itu kali ke-2 kami mampir. Setelah sebelumnya saat perjalanan menuju Lhokseumawe kami mampir  juga. Dan karena nanti entah kapan lagi bisa mampir, suami beli buanyak buat camilan di mobil. Soalnya Kak Ciwa doyan banget martabak durian.*emaknya juga

Mampir pertama di perjalanan Brandan-Lhok

Mampir ke-2. Bungkussss sebanyak-banyaknya...hehehe

Done !
Next...bersambung tentang perjalanan ke Banda Aceh..
See ya....

Baca juga "
 - Liburan saya dan keluarga ke Sabang 



Selasa, 02 September 2014

Outbond : Learning and Fun

Haloo semua...

Ah...setelah beberapa minggu gak nge-blog, akhirnya ada waktu buat ngisi blog lagi. Well, sebetulnya sudah lama memendam keinginan cerita lagi tentang perjalanan liburan kami di Lhokseumawe dan Banda Aceh kemarin. Tapi....kali ini pengen cerita sedikit tentang kegiatan outbond minggu lalu.

Kamis, 28 Agustus lalu, kebagian tugas jadi fasilitator outbond di kampus Politeknik Caltex Riau. Kegiatan ini adalah salah satu dari serangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam acara Information Study Orientation (ISO) 2014. Yupp...ini berkaitan dengan mahasiswa baru.

Kali ini ada sekitar 569 mahasiswa yang ikut serta. Mereka dibagi dalam 6 kelompok besar laki-laki dan perempuan. Dimana tiap kelompok akan dibagi lagi menjadi 6 kelompok kecil. Ada 3 buah game yang akan dimainkan oleh setiap kelompok. Setiap game akan dimainkan dan dilombakan untuk 2 kelompok. Kali ini, panitia memilih game berikut untuk dimainkan :

1. Bom sakura
2. Margasatwa
3. Oscar Fashion Show

Bom sakura adalah sebuah game yang menggunakan beberapa utas tali rafia dengan panjang yang sama, pipa paralon + 0,5 meter dan sebuah bola plastik. Bola plastik dianggap sebagai bom, sementara pipa paralon adalah pengaktif bom. Goalnya adalah membawa bom beserta pengaktifnya sampai ke garis finish tanpa terjatuh. Jika terjatuh, bom meledak dan misi gagal. Peserta harus memikirkan bagaimana mengikat pipa paralon menggunakan tali rafia yang disediakan agar dapat dibawa ke tujuan. Peserta harus memastikan cara terbaik mengikat pipa paralon yang licin itu tanpa menyentuhnya. Game ini melatih kerjasama, kekompakan, kesabaran, strategi, konsentrasi. Video untuk game bom sakura bisa dilihat disini

 
Peserta berusaha menjalin rafia mengelilingi pipa paralon.


Margasatwa adalah game mencari induk. Mengapa begitu? Karena pada game ini, setiap ketua kelompok akan diminta memilih nama satwa sebagai icon kelompoknya. Kemudian seluruh peserta akan ditutup matanya. Posisi ketua kelompok akan di acak dan jauh dari anggota kelompoknya. Ketua kelompok akan menggunakan bunyi satwa yang dipilih tadi untuk memanggil anggota-anggotanya. Kelompok yang anggotanya berkumpul lebih cepat adalah pemenang. Game ini melatih konsentrasi.


Game Margasatwa


Oscar Fashion Show adalah game fashion show yang tidak biasa. Mirip lari estafet.Kalau lari estafet yang di-estafetkan adalah sebuah tongkat kecil, nah...kalau di game ini yang di estafetkan adalah perlengkapan fashion mulai baju, kaus kaki, kaca mata,topi dan lain-lain.Game ini melatih ketangkasan,kecepatan, kekompakan dan kerjasama.



Salah satu peserta yang sedang melenggak lenggok bak peragawati di game Oscar Fashion Show


Nah, diriku kebagian untuk jadi fasilitator di Game Bom Sakura. Buat peserta, ini adalah fun plus plus karena pasti ada hal-hal penting yang bisa diasah dan diambil dari kegiatan ini. Bagi aku sebagai fasilitator, ini juga jadi sarana 'belajar' dan fun juga.

Believe or not, kalau saja kita mau benar-benar memperhatikan proses setiap kelompok dalam menyelesaikan misi, ada banyak sekali hal yang bisa digaris bawahi. Mulai dari diskusi (kalo gak mau dibilang ribut-ributnya mereka...;-P) bagaimana cara menjalin si tali rafia biar nanti si bom bisa dibawa dengan baik dan seimbang. Kemudian proses membawa bomnya yang kadang menimbulkan teriakan di sana sini karena posisi paralon yang joget kiri dan kanan akibat keseimbangan peserta yang terganggu oleh tidak ratanya medan. Sampai dengan ribut-ributnya tiap anggota yang saling melemparkan pendapat dimana bom sebaiknya diletakkan. Karena misi selesai sampai dengan bom bisa diletakkan tanpa terjatuh di garis finish.

Kejadian yang aku perhatikan :

- Pada satu kelompok, ada yang dominan sekali dalam menentukan urutan anggota yang membuat tali-temali pada pipa paralon. Sepertinya karena vokalnya yang gede, jadi pada kalah yang lain. Tapi justru memang jadi lebih tertib,yang lain gak ikut-ikut ngatur dan bikin bingung.

- Di kelompok yang lain, dari awal jalinan tali rafianya sudah tidak kuat/ketat. Sehingga secara kasat mata saja terlihat, jika tali ditarik bersama-sama,sudah pasti akan loss dan tidak mampu mengangkat paralon plus bola di atasnya. Tapi proses itu tetap diteruskan, pendapat beberapa rekan tentang kemungkinan itu diabaikan yang lain. Sampai saat hanya sekitar 4 orang lagi yang belum menjalin tali rafianya,barulah mayoritas merasakan kegalauan yang sama. Itu pun untuk mengambil keputusan mengulang dari awal lama sekali baru semua setuju. Hal ini diakibatkan karena mereka melihat pada kelompok lawan yang sudah hampir selesai menjalin.Padahal,jika diteruskan sekalipun, tidak akan berhasil.

- Pada proses membawa bom, ada rekan yang secara keras dan berulang-ulang menyalahkan salah satu rekannya apabila keadaan paralon yang mereka bawa tidak setimbang. Saya masih ingat, katanya, "Yang tali biru...jangan ditarik !!!".Ucapan yang terus keluar di kelompok tersebut berulang-ulang nyaris sampai mencapai finish. Aku perhatikan air muka si anak yang memegang tali rafia biru itu. Ketakutan dan kesal campur aduk kayaknya. Dan yang paling fatal menurutku,dia pun terlihat sudah tidak lagi konsentrasi karena terus disalahkan dan diteriaki.

-Kelompok lain juga menarik, ada yang berusaha untuk memberikan instruksi-instruksi dengan baik. Meski kadang terkesan teriak, tapi kemudian sepertinya sadar dan melanjutkan dengan kalimat dan intonasi yang bersahabat.

-Ada yang mati-matian berusaha menjaga posisi paralon agartetap seimbang dengan membungkukkan badannya sedemikian rupa atau bahkan berjalan (atau lebih tepatnya bergeser) dengan lututnya.

-Dalam proses meletakkan bom setelah mencapai finish juga banyak hal yang terjadi. Mayoritas kelompok kompak dalam menentukan dimana tempat yang paling rata. Jika ada informasi dari rekannya bahwa tempat dimana mereka meletakkan bom ternyata masih memungkinkan si bom jatuh,mereka segera dan tak segan mengangkat bom kembali dan mencari tempat yang lebih aman. Tapi ada satu kelompok yang terlihat sudah tidak sabaran. Saran dari beberapa orang teman tidak didengarkan. Alhasil,si bom jatuh dengan sukses dan mereka pun berteriak kesal karena gagal. Ketidaksabaran yang menunjukkan hasilnya....

Di akhir game, kita share dan diskusi sama-sama apa saja yang dirasakan perlu dalam menyelesaikan misi. Maka banyak hal diungkapkan oleh para peserta. Beberapa poin di atas pun aku sampaikan kepada mereka. 

Yah...luar biasa rasanya.Hanya dari sebuah game saja, banyak hal yang bisa kita pelajari. Salah satu peserta sangat mungkin mewakili kita saat melakukan hal/kerjasama secara team. Semua yang terjadi saat game bagai miniatur team work sesungguhnya.

That's my story. Luv to do this job....meski setelahnya badan serasa mo demam dan peugell setengah idup.....:-)