Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Selasa, 11 Maret 2014

An Inspiration....

” Papi (bapak mertua) pernah bilang, cita-citanya dari muda, tidak ingin menyusahkan anak-anak di masa tua nanti. Alhamdulillah, doa dan kerja keras beliau dijawab Allah :)


Kalimat di atas saya kutip dari sebuah postingan Jihan Davincka.
Entah kenapa, tiba-tiba saja hidung dan mata serasa panas.
Teringat orang tua (papa saya) dan saya sendiri.
Menginspirasi saya untuk menulis postingan ini.
Meski jangan kaget kalau isinya bisa merembet kemana-mana
Karena begitulah saya, satu yang di trigger, yang saya pikirkan menjadi banyak hal…


Bagi saya,Papa saya,di masa tuanya sekarang,
Tak pernah menyusahkan saya,
Justru terus berusaha untuk membantu anak-anaknya (Malu…)
Sesusah apapun, tak ingin menyusahkan.
Prinsip hidup orang tuanya (Kakek dan Nenek) yang mati-matian sampai detik ini diamalkannya
Banyak hal luar biasa yang diajarkannya pada kami anak-anaknya,terutama saya sendiri
Sejak SMA, karena perjalanan hidup yang dialami,
Papa suka bercerita banyak tentang keluarga,tentang rumah tangga
Hal yang dulu tentu saja serasa masih asing bagi saya
Namun,banyak hal tersebut justru tak pernah pudar dari memori saya hingga sekarang.


Begitu pun tinggal dengan Nenek dan Kakek
Saya merasa banyak hal yang saya dapat dengan berada dekat dengan orang tua2 ini
Sesuatu, yang tak pernah saya pungkiri sedikitpun, adalah bagian dari hidup yang
sangat saya syukuri,bahkan ingin saya ulang seandainya saja bisa.
Dari dulu, saya termasuk betah mendengarkan….
meskipun itu adalah sebuah nasehat yang panjang bahkan diulang-ulang terus menerus
Meski kadang merasa bosan, tapi saya berusaha menghargai
dengan tidak pernah menunjukkan rasa itu
Terutama pada Om saya, adik dari Papa, yang gak pernah bosen ‘nyeramahin’ saya
Sesuatu yang dulu,rasanya bikin puyeng karena blom ‘ngeh’
Namun, sekali lagi, sekarang sangat saya syukuri.


Sekarang, saat lebih dewasa,sudah berkeluarga,
punya anak 2, saya cuma bisa mengenang dan manggut2 jika terkenang semuanya.
Betapa jiwa muda sangat sulit menerima nasehat
Namun sungguh,apa yang disampaikan itu adalah sesuatu yang ‘berharga’
Ya….bukankah mereka bercerita atas dasar pengalaman hidup yang sudah mereka alami?
Asam garam hidup sudah lebih dulu mereka rasakan
Setiap kali mengingat hal ini, doa saya,semoga Allah SWT memberikan jalan dan ridhonya
pada anak-anak saya kelak, untuk bertemu banyak orang yang akan mampu memberikan
pencerahan dalam hidupnya,
Untuk bisa menjadikan mereka manusia yang lebih baik. Amiin.


Berbagi, tentang diri,bukan hal mudah
Kadang kala ada hal-hal yang akhirnya membuat orang menilai diri kita berbeda
Dan seringkali, hal tersebutlah yang membuat kita urung untuk sharing dengan orang lain.
Saya ingat,saat saya pernah memberikan tugas pada salah satu mata kuliah umum.
Saya meminta mahasiswa untuk menyatakan hal-hal yang ingin diperbaikinya dari diri sendiri
dan mengapa hal itu.
Dari lebih 100-an mahasiswa dari berbagai program studi dan angkatan,
ada satu anak yang memilih untuk tidak mengatakan secara terbuka
hal apa yang ingin diubahnya dari dirinya,
atas dasar bahwa tidak semua orang harus mengetahuinya dan belum tentu nanti
orang lain bisa memberikannya solusi.


Tentu saja, secara pribadi, saya sangat menghargai apa yang dilakukannya
Tidak semua orang memang bisa terbuka seperti yang lain
Dan mungkin, sesuatu yang ingin dirubah itu begitu privacy
sehingga memang tak layak diketahui orang ramai.
Kalau urusan yang begitu, saya setuju dengannya :-) 


Kembali ke masalah sharing, bukan ilmu teknik tapi ilmu yang didapat
di Universitas kehidupan,
Saya adalah termasuk orang yang senang membaca biografi orang lain
Bukan hanya orang-orang sukses, tapi juga yang menjalani hidupnya
bukan dengan kesuksesan melainkan perjuangan hidup yang getir.
Saya melihat,mendengar dan merasakan, bahwa bukan hanya saya,
banyak orang lain yang terinspirasi,dan belajar ‘sesuatu’ dari pengalaman
dan cerita-cerita kehidupan mereka.
Tentu bukan hanya Buku, tapi di acara semisal’Kick Andy’

Dari situ,saya pikir, itu adalah salah satu makna berbagi sesungguhnya.

Pernah tau dan dengar pasti, ada orang-orang yang dulunya sering SAKAW
lalu berubah dengan jalan dan cara yang panjang,
atau
orang yang terkena AIDS lalu sharing tentang dirinya?
Tentu pengalaman dan kenangan kelam begitu sulit untuk dibagi
dengan orang lain,yang sangat mungkin akan menyebabkan pandangan dan penilaian
orang lain terhadap mereka menjadi buruk.
Tapi, bagaimana jika tidak ada yang ingin berbagi?
Bagaimana jika semua orang menganggap hal-hal demikian tabu untuk dibagi?
Lalu dari mana orang lain bisa belajar,
bahwa, ada saat dimana kita jatuh, kadang bukan hanya 1 kali, namun berkali-kali
Tapi,selalu ada rahmat Tuhan bagi yang ingin menjadi lebih baik dengan niat yang kuat.
Dari mana kita tau, jalan-jalan apa saja yang sudah mereka lalui
untuk bisa berjuang melawan kepahitan hidupnya,
sehingga bisa kita petik hikmahnya.
Kalau kita melihat betapa ‘menderita’nya mereka, tentu kita tak ingin
terjerumus pada jurang yang sama.

Itu hanya contoh saja…
Banyak hal yg bisa di bagi,
dan tentu saja hal-hal positif yang kita dapati sepanjang perjalanan hidup kita.


Ada pertanyaan menarik pada saat saya mengajar pada mata kuliah umum (lagi)
tapi pada tahun berbeda.Seingat saya tahun 2013 lalu.
Seorang mahasiswi bertanya kurang lebih begini :

” Bu, biasanya,kalau orang sudah dari kecil hidup susah,dan perjuangannya berat,
maka dia akan punya motivasi besar untuk memperbaiki hidupnya, memanage waktu dan dirinya lebih baik
agar tidak lagi hidup susah. Tapi bagaimana orang yang selama hidupnya aman-aman saja.Semua sudah terpenuhi,
yang begini kan sulit bu untuk punya motivasi kuat untuk lebih baik. Karena dia berada dalam
keadaan yang nyaman”
Duh…..jujur,pertanyaannnya harusnya lebih bagus dari yang saya ketik di atas.
Tapi saya lupa kalimat tepatnya, bagus sekali.


Saya yakin, si mahasiswi ini pun punya pengalaman yang ‘unik’,
sehingga bisa menghasilkan pertanyaan (atau justru pernyataan) yang demikian.
Mungkin memang, orang yang mengalami lebih banyak asam garam dalam hidupnya
diberi kesempatan oleh Tuhan untuk lebih banyak mengambil hikmah dan pelajaran
Karena katanya, kesulitan yang kita jumpai,sesungguhnya adalah jalan Tuhan untuk
mengingatkan kita untuk dekat pada-Nya dan belajar banyak hal. Mungkin ini karena
kebahagiaan justru sering membuat manusia lupa bersyukur,
beda hal nya dengan saat manusia di timpa kesulitan.


Saya pernah baca sebuah buku, dulu, saat kuliah di Surabaya
Kalau tidak salah, buku itu berisi karya2nya penyair dari negeri 1001 malam
Aah…lupa judulnya….:-P

Ada cerita begini :

Ada 2 ekor kerang laut,
salah satu dari kerang laut ini hampir setiap hari mengeluh sakit
Hingga kerang yang lain terheran-heran, karena dia tidak merasakan sakit sama sekali
Berbulan si kerang terus merasa kesakitan
Dan ternyata, di dalam perut kerang itu ada mutiara,ternyata kerang ini adalah kerang mutiara
Pembentukan mutiara dalam perutnya itulah yang menyebabkan rasa sakitnya
sementara kerang yang lain, hanya kerang biasa


Tidak ada penjelasan apa makna yang terkandung di dalam cerita itu
Tapi kita bisa mengambil kesimpulan,
bahwa menghasilkan sesuatu yang luar biasa,mutiara tadi,
memang seringkali harus melewati perjuangan yang sulit dan rasa sakit
namun akan menghasilkan sesuatu yang ‘berharga’
Kalau kita memang lebih memilih untuk terus merasa aman dan nyaman
mungkin kejadiannya seperti kerang biasa tadi,
tidak banyak hal yang bisa kita dapatkan.


Kembali ke tulisan yang menginspirasi tadi,
Jadi pengen juga,bisa tidak menyusahkan anak-anak di masa tua saya
Sehat,justru bisa banyak membantunya
Karena ada banyak hal yang bisa dilakukan dan dibagi bersama jika orang tua kita masih ada
Teringat diri sendiri,bagaimana saya tumbuh,tanpa mama
Banyak andai-andai,jika saja beliau masih hidup sampai saat saya memberikannya cucu
Pengalaman dan andai-andai itu yang membuat,
Saya sangat ingin, diberi kesehatan dan berkah umur, juga suami
agar bisa membantu anak-anak kami kelak,merawat cucu-cucu kami.
Insha Allah, saya tak akan keberatan,karena saya hanya bisa meng’andai’kannya
Tapi saya berharap, anak-anak saya tak perlu berandai-andai seperti saya.
(Ya Allah, ridhoi keinginan Kami, Amiin.) 


Bagi yang masih punya ke-2 nya,
Anda sangat beruntung.
Semoga kita semua mampu memuliakan mereka, orang tua kita, Insha Allah


Semoga tidak ada kata-kata yang menggurui di tulisan ini
Karena bukan itu niatnya, hanya ingin berbagi, menuliskan rasa.




Rumbai, Negeri di atas awan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog ini. Feel free to make any comment yaaa...