Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Sabtu, 12 April 2014

Curhat #1

Tadi sore, setelah beberapa lama menunggu Ciwa selesai les Kumon, kami mampir dulu untuk sholat Maghrib di Masjid terdekat sebelum melanjutkan belanja beberapa keperluan di swalayan lalu pulang.

Sudah beberapa kali kami sekeluarga mampir di Masjid tersebut.Biasanya memang kalau berencana pergi jalan-jalan dan ternyata masuk waktu maghrib di daerah sekitar masjid, kami pasti berhenti dimasjid ini. Dan tanpa sengaja, beberapa kali aku memperhatikan ada yang menarik di masjid ini. Maghrib kali ini pun,pemandangan serupa aku temui.

Saat azan masih berkumandang, kulihat beberapa anak kecil ( kadang ada juga yang kalau lihat postur dan wajahnya  kira-kira udah SMP) sudah mulai sholat duluan. Aku pikir,apa mungkin mereka sedang melakukan sholat sunnah.Tapi ternyata, setelah selesai sholat, anak-anak ini tidak ikut sholat maghrib berjamaah. Persis seperti kali ini. Tiga orang anak kecil terlihat tidak sholat berjamaah, malah memilih bercakap-cakap di shaf belakang.

Entah kenapa,kali ini aku tergelitik ingin tau, kenapa mereka tidak ikut sholat berjamaah. Aku dekati mereka.

'Kakak....kok gak pada sholat ?',tanyaku.
Salah seorang dari mereka menjawab, 'Udah tadi tante'...
'Loh, kok gak ikut sholat berjamaah?', lanjutku.
Mereka hanya tersenyum berpandangan.
'Memangnya setelah sholat ini ada acara lain ya? Ngaji?', aku mengernyitkan kening.
'Gak....",jawab anak yang lain. 'Tapi mama nanti ngaji di sini', lanjutnya. 'Mama saya yang ini',katanya sambil menunjuk salah satu jemaah di depan kami.
'Ooooo.....'.Aku mengangguk-angguk.

'Kakak kelas berapa?, tanyaku sambil menunjuk pada anak yang berada di tengah.
'Kelas 3 tante'
'Kalau kakak?, aku beralih ke yang sebelah kanannya.
'Kelas 3'.
'Kakak yang ini?,tanyaku ke anak perempuan paling kecil.
'Kelas 2 tante'.
'Udah gede-gede yaaa.....',aku tersenyum.
'Besok-besok,kalo sholat di masjid lagi,sholatnya jamaah,biar dapat lebih gede pahalanya. Ya?....
Ketiganya tersenyum sambil menggangguk kecil.
'Udah diajarin pasti kan ama guru di sekolah,biasanya kalau orang sholat di masjid, itu ingin ikut berjamaah,karena lebih bagus dan lebih gede pahalanya. Kalau sholatnya sendiri,kan sama aja seperti sholat di rumah.Iya kan?', ujarku pelan.
Mereka kembali mengangguk.

'Tante pergi ke sini sama siapa?', salah satu dari mereka bertanya padaku.
' Sama suami dan anak-anak tante.Tuh anak tante yang ketiga dari kiri,yang paling pendek di situ', jawabku sambil menunjuk ke arah shaf ibu-ibu.
'Tante kenapa gak sholat?', tanyanya lagi.
'Hmmm iya tante lagi gak bisa sholat.Pernah lihat gak kalo mamanya ada waktu tertentu gak bisa sholat?'
'Pernah.Katanya mama lagi halangan',jawab yang paling kecil.
'Kalau kata mamaku,lagi mens....',jawab yang lain.
'Iya bener,memang gitu. Ada kalanya seperti itu.Dan memang kalau sedang halangan,gak boleh sholat. Kakak juga nanti bakal begitu.
'Biasanya kalo udah melahirkan kan tante?. Lagi-lagi yang paling kecil bertanya.
'Gak juga ....',jawabku yang langsung ditambahi oleh salah satu yang lain.
'Temanku ada yang baru kelas 4 udah mens dia tante.....'
'Iya...memang bisa aja. Kalau udah begitu, ya memang gak boleh sholat. Tapi gak lama-lama.Paling seminggu, terus harus sholat lagi'

Aku lihat sholat sudah hampir salam. Percakapan pun aku tutup dengan: 'Besok jamaah yaaa.....",ujarku sambil tersenyum lebar. 

********

Aku hanya berpikir,kadang kita sebagai orang tua lupa untuk mengingatkan,atau bisa jadi malas untuk bersusah-susah mengingatkan anak-anak kita apa yang seharusnya dia lakukan.Yang penting kita ibadah.Sementara anak-anak kita masih kecil,bukan masalah kalau dia masih tidak melakukan hal yang benar.Memang bisa jadi pemikiran ini tidak salah pada kondisi-kondisi tertentu.Tapi anak SD kelas 2 dan 3! Rasanya mereka sudah cukup matang untuk tahu dan diajarkan melakukan hal yang benar.  

Aku 'menampar' diriku sendiri. Anak-anak selalu butuh orangtua yang mau dan rela menyediakan waktunya untuk memperhatikan mereka. Melihat apa yang mereka kerjakan.Ikut bersamanya, menghargainya. Memberinya pujian atas kerja kerasnya, menasehatinya atas kesalahannya.

Teringat suatu ketika, di suatu malam yang sudah cukup larut.Mataku sudah tak kuasa ku tahan, mengantuk luar biasa.Anak sulungku masih dengan energinya yang super duper,memintaku menemaninya membuat origami. Aku katakan kalo aku sudah sangat lelah. Aku mengambilkannya kertas origami namun kukatakan kepadanya untuk melipat sendiri. Tak lama aku coba mengintip.Ternyata anakku ini tidur telungkup di lantai dengan air mata berderai. Aku langsung bangkit, tiduran disebelahnya sambil bilang, 'Kak, mama temanin kakak, tapi mama tiduran ya...kakak lipat aja. Nanti kalo gak ngerti baru mama bantu....ya...',ucapku setengah mengantuk. Apa yang terjadi? Dengan serta merta dia bangkit, mengelap air matanya,dan mulai melipat. Kami berdua tidak berhasil membuat origami yang diinginkannya.Tapi anakku tak marah.Hanya bilang, 'Besok kita coba lagi ya Ma'....
Yang membuatku bahagia, adalah....karena aku tau,dia tidur dengan perasaan bahagia...bukan sebaliknya...

Ah....kadang hanya segelintir saja dari waktu penatmu, Dhon.....:-(



#Curhat di tengah malam.

2 komentar:

Terima kasih sudah mampir di blog ini. Feel free to make any comment yaaa...