Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Selasa, 06 Januari 2015

Wisata Kuliner Padang Panjang - Bukit Tinggi : Pondok Lamang Kawa Daun

Wisata Kuliner di Jalan Raya PadangPanjang - Bukit tinggi

Alow semua. Apa kabar? Ah, semua sudah buat resolusi baru untuk tahun 2015 ya. Tapi posting kali ini masih kenangan liburan di akhir tahun 2014 nih. Seperti 2 tahun yang lalu, kami memutuskan menikmati  liburan akhir tahun di Sumbar.

Beberapa destinasi yang kami kunjungi masih destinasi lama sih, karena ada anggota baru yang ikut di perjalanan kali ini. Tapi, tetep ada destinasi baruyang kami kunjungi, salah satunya menikmati sejuknya udara Padang Panjang sambil menyeruput kopi di Pondok Lamang Kawa Daun Pak Pangeran. Destinasi wisata kuliner ini terletak di kilometer 6 Jalan Raya Padang Panjang - Bukit Tinggi. Tempatnya memang di pinggir jalan raya, tapi suasana dan pemandangannya benar-benar bikin betah.

Pondok Kawa Daun


Saat sampai di tempat kuliner ini, tempat parkir masih lengang. Hanya ada 3-4 mobil saja. Tapi baru sekitar 10 menit menunggu pesanan, tempat parkirnya sudah padat, rapat dan rame. Sepertinya para pengendara mobil dari Padang panjang menuju Bukit tinggi atau sebaliknya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan menyeruput kopi dan makan lamang di tempat ini.

Dari nama tempatnya saja sudah jelas banget, lamang, adalah salah satu makanan yang disajikan di sini. Lamang di pondok kawa daun Pak pangeran ini dimasak menggunakan kayu bakar. Wah, kebayang kan wanginya. Tidak seperti kebanyakan tempat makan lamang yang menyajikan tapai sebagai teman makan lamang, Lamang di sini disajikan bersama dengan durian segar. Durian dipilih sendiri oleh pengunjung. Harganya? Tergantung besar buah duriannya. Tapi bila dibandingkan membeli durian di tempatnya penjual durian langsung, memang beda. Seperti durian pilihan kami ini dihargai 40 ribu rupiah. Padahal, sehari sebelumnya, kami membeli buah durian yang kira-kira sama besar di daerah Batusangkar, hanya 20 ribu rupiah saja. Hehehe....2x lipat ya. Tapi dibandingkan makan durian di pinggir jalan, jelas lebih nikmat makan durian di tengah pemandangan sawah dan gunung serta pondok yang dibuat dari anyaman bambu yang membuat tempat ini semakin eksotis.

Tempat pembuatan Lamang



Kata 'Kawa' sendiri dalam bahasa setempat bermakna Kopi. Maka Kawa Daun adalah kopi daun. Kawa daun ini dibuat dari daun kopi yang diseduh atau direbus dalam air. Sehingga rasanya jelas gak terlalu kopi. Awalnya aku sempat kuatir bakal gak bisa menikmati minuman satu ini, secara kami sekeluarga bukan penikmat kopi. Tapi ternyata rasanya jauuuh dari rasa kopi deh. Apalagi disajikan dengan susu kental manis, anak-anak pun suka ! :-)



Kawa Daun plus susu kental manis.

Kawa Daun disajikan dengan cara yang unik. Hasil rebusan daun kopi itu bukan disajikan dalam gelas atau cangkir, melainkan menggunakan tempurung kelapa yang sudah dibersihkan sedemikian rupa lalu di bawahnya disanggah dengan potongan bambu sepanjang kira-kira 15cm. Kesan pertamaku: Unik !!! 



Durian 'teman' makan Lamang dan nikmatnya Kawa Daun

Jujur, aku penasaran, mengapa Kawa daun ini begitu populer terutama di kalangan wisatawan domestik. Tempat yang unik dan asri serta penyajian yang tradisional sudah jelas mengundang pengunjung untuk mencoba. Tapi daun kopi, khasiatnya apa ya? Penasaran yang mendorongku untuk gugling. Daaann berikut hasil guglingku.

Ternyata, di banyak tempat lain, rebusan daun kopi ini disebut teh, bukan kopi. Kebanyakan rebusan daun memang biasanya disebut teh ya. Tapi mungkin karena daunnya adalah daun kopi, jadi masyarakat setempat menyebutnya kopi daun. Kalau baca dari sini  katanya dulu, penjajah Belanda memaksa rakyat Indonesia menanam kopi. Hasil biji kopi di konsumsi oleh penjajah, sementara warga pribumi dilarang menikmatinya. Jadilah hanya daun kopinya saja yang direbus sebagai ganti untuk bisa menikmati kopi. *sedih banget yak...


Kawa Daun yang disajikan dengan Unik.
(Foto dipinjam dari Made Rahmawaty)

Tapi eh tapi, ternyata rebusan daun kopi ini ada manfaatnya loh. Selain kafeinnya yang jelas tidak setinggi kandungan kafein di kopi, ternyata menurut health.okezone.com, teh daun kopi mengandung anti oksidan yang tinggi yang mampu menjaga daya tahan tubuh loh. Tidak hanya itu,bisa juga untuk penyakit kurap, menurunkan hipertensi dan melancarkan saluran pernapasan. Bahkan menurut penelitian Dr. Aaron Davies dan Dr.Claudine, daun teh dapat melawan kanker ganas dan bisa melindungi neuron didalam otak.

Wow....kalau begitu ini namanya wisata kuliner unik dan sehat ya. So...kalau liburan di sekitaran Bukit Tinggi atau Padang Panjang, jangan sampai gak mampir, rugiiii. Hehehe.

Sssttt...tapi jangan berharap ada wc yang standar yah. Bukannya gak ada, tapi wc-nya wc darurat yang dibangun di atas aliran air sungai. Hmmm, semacam parit dipinggir jalan gitu sih, tapi airnya mengalir dan bening. Soalnya air sungai. Tau kan, di kebanyakan daerah pengunungan atau daerah dataran tinggi kan memang jarang nemu parit yang kotor. Umumnya paritnya dialiri oleh sumber air dari sungai atau pengunungan yang biasanya bersih dan jernih. 

Wc darurat


So tipsnya, jangan kebelet kalau pas mau mampir, kalau gak pengen ngerasain wc darurat. Hehehe.  Semoga kedepannya sudah ada wc yang lebih layak buat pengunjung :-)








19 komentar:

  1. ahhh selalu suka liat liburan bareng keluarga gini ya mbak... jadi pengen berkeluarga hehe mantap abiss mbak Putri jalan-jalannya salam kenal ya mbak selamat berkawan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih kalah ama jalan-jalannya mas angkis kok...
      hehehe

      Hapus
  2. Sedapnya.... wisata kuliner yang menyehatkan...

    BalasHapus
  3. Pengen ngerasain kawa daun, Mbaaakk. Tapi karena aku suka minum kopi (sampai 2 atau 3 cangkir sehari), nyobain kawa daun nggak berasa kopi sama sekali pastinya ya? ;-)

    Ntar deh, kalo ke Sumatera Barat lagi dicobain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak,kopinya gak kerasa banget....
      Tapi manfaatnya banyak,hehehe
      Ayo Mak dicobain kalo ke Sumbar....:-)

      Hapus
  4. kuliner wajib dicicipi jika berkunjung kesana hehe

    BalasHapus
  5. Lamang ini maksudnya lemang kan ya, aku suka banget, dulu sebelum Nenek dan Mamaku meninggal dunia, lemang adalah wajib dalam setiap hari raya :)
    Aaaah, jadi pengen cari lemang, apalagi kalau dimakan dengan rendang hitam :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mak...di beberapa tempat sebutannya Lemang.
      Rendang hitam Mak? Rendang daging gitu maksudnya?

      Btw happy dikunjungi Mak Indah Juli.....
      Tq Mak....*hug

      Hapus
  6. wah aku lagi ke Padang gak mampir kemari tapi nyoba lemang waktu di lembah anai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah...ini letaknya gak jauh kok dari lembah anai Mak Tira...
      Kurang dari 1 jam saja.
      Lain kali mampir Mak...:-)

      Udah ke lembah anai ya Mak,mantaaappp....:-)

      Hapus
  7. Wah kalau ke Padang Panjang cuma mampir ke sate Mak Syukur aja tuh wajib. Kebetulan suami nggak suka durian jadi nggak tau ada tempat begini. Padahal aku suka banget :(

    BalasHapus
  8. Iya Mak Lusi, kami mampir ke sate Mak Syukur juga...
    Lain kali mampir Mak....tempatnya adem dan enak buat nyantai menghilangkan penat di jalan....:-)

    BalasHapus
  9. Wah belum pernah keliling sumatr, baru sekali ke jambi, kayaknya enak ya mak. Semoga kapan-kapan ada kesempatan untuk mencoba kuliner khan sana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumatera Barat itu salah satu destinasi wisata terkenal di Sumatera Mak Atanasia. Banyak tempat wisata tersohornya.
      Semoga suatu saat bisa menjejakkan kaki di Sumbar ya Mak....:-)

      Hapus
  10. Hah, wc darurat mbak?? Hihi, malesin nih :p Soalnya aku sering pipis :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...iya mbak....masih wc darurat yang ada....:-D

      Hapus
  11. I Love Your Website, I Would Appreciate It For A Good Read This!!!

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir di blog ini. Feel free to make any comment yaaa...