Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Selasa, 03 Februari 2015

Kebetulan, adakah ?

Kebetulan.


Kata yang sering kita dengar bahkan mungkin kita ucapkan, ya gak sih? Kebetulan-kebetulan yang seringnya mewakili rasa beruntung. Kebetulan saat butuh beli smartphone baru, eh dapat rezeki di luar dugaan. Kebetulan ingin traveling ke suatu tempat, eh dapat hadiah jalan-jalan gratis. Atau kebetulan lagi lapar, eh ada yang ulang tahun #eeh, dsbnya dsbnya.

Lalu, apakah kebetulan hanya sekedar kebetulan semata? Sepertinya tidak. Semua kebetulan yang kita pikir 'hanya' sebuah kebetulan tadi, sejatinya adalah jalan setapak yang sudah digariskan oleh Sang Maha Perencana. Bahkan hal sekecil apa pun. Untuk apa ? Bisa jadi untuk mengajarkan kita beberapa hal, mempertemukan kita dengan orang-orang yang mungkin akan berpengaruh besar terhadap diri kita kelak. Bisa juga untuk menunjukkan hal-hal yang akan memberikan momentum bagi perubahan diri kita. Intinya, tak ada kebetulan yang 'hanya' kebetulan.
Segala sesuatunya sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Pertemuan dan perpisahan kita dengan orang-orang yang akan men-support kita, bahkan mereka yang akan menguji keteguhan dan kesabaran kita. Pertemuan dengan simpang jalan hidup yang akan meminta kita untuk memilih satu diantaranya. Berada pada lingkungan yang luar biasa sehingga membuat kita ikut menjadi luar biasa, atau sebaliknya, berada pada lingkungan yang akan memberikan pelajaran hebat tentang bertahan, bersabar dan berserah diri.

Kita bisa jadi tak seberuntung orang lain yang kita kenal. Tapi meyakini bahwa Allah SWT Maha Adil dan Maha Mengetahui setiap hal yang terbaik bagi kita bahkan melebihi diri kita sendiri, adalah kekuatan yang akan membuat kita selalu bersyukur atas jalan-jalan yang sudah, sedang dan akan kita tapaki. In sya Allah.

Mampu mengambil sisi positif dari hal yang baik, adalah pekerjaan yang teramat mudah. Namun menyadari hal positif dari kejadian yang buruk, membutuhkan keyakinan, kesadaran serta tingkat kepasrahan di atas level standar. Tak urung kadang kita terpuruk, merasa tak di sayang oleh-Nya, namun waktu nanti akan membuktikan bahwa kita tak pernah bisa menebak masa depan. Bahwa kadang rencana Allah SWT jauh lebih indah dari rencana kita sendiri :-) 

Kembali ke masalah kebetulan tadi. Ada kebetulan yang menyenangkan, tapi bisa jadi ada kebetulan yang membuat kita merasa sebaliknya. Atau, pada awalnya terasa memberatkan tapi seiring berjalannya waktu justru terasa indah. Seperti apa yang sedang aku alami.

Kembali aktif dalam pertemuan wirid ibu-ibu di masjid dekat rumah bukan hal yang aku rencanakan sebelumnnya. Biasanya aku hanya menghabiskan waktu sore seusai pulang kantor untuk beristirahat atau beberes atau membuat camilan sore hari buat keluarga kecilku. Tapi ada sebab sehingga mau tak mau, harus berusaha menghadirinya. Hehehe, tak perlulah secara vulgar disebutkan alasannya. Meski hadir di wirid berarti mendapatkan ilmu agama, tapi ternyata menghadirinya memang tak semudah bicara :-D.

Awalnya ada yang terasa berat, karena harus merelakan waktu yang sebelumnya digunakan untuk beristirahat. Tapi, aku berusaha untuk tetap datang bahkan menyetel alarm khusus di hape agar tak lupa. Alhamdulillah, ilmu agama sesedikit apapun itu, se-sederhana apapun itu tetap adalah ilmu. Sekarang aku justru bersyukur, diberikan jalan untuk hadir ke masjid. Selain itu tentu saja pertemuan itu juga menjadi ajang silaturahmi dengan tetangga-tetangga sekitar rumah. Jadi ketahuan kalau selama ini banyak tidak tahu dengan tetangga di luar kompleks perumahan, atau sering bertemu dan bertegur sapa tapi tak tahu nama atau alamat rumahnya ;-). 


Sebagai ibu bekerja dengan rutinitas yang hampir itu-itu saja, maka bertemu dengan komunitas baru adalah sebuah refreshing yang cukup menyenangkan. Sejak lama punya keinginan untuk bisa mengisi waktu luang bergabung, berkenalan dan berinteraksi dengan lebih banyak orang dengan berbagai latar belakang. Belajar beradaptasi dan mencari inspirasi. Karena ternyata lingkungan dan latar belakang akan menyebabkan banyak perbedaan-perbedaan termasuk pola pikir dan kebiasaan. Meski dulu yang diincar adalah komunitas yang berbeda, tapi aku tak ingin menyesal ditunjukkan jalan untuk mengenal yang lainnya. Karena kini sedikit-sedikit terasa nikmatnya, in sya Allah bisa terus mempertahankan pikiran positif ini. Meski tak hanya hal-hal menyenangkan yang kita lewati bersama orang-orang baru, tapi berusaha mengambil sisi baiknya saja :-)


Lalu, kebiasaan baru mengantar anak les. Sulungku punya tambahan aktifitas baru sekarang. Mau tak mau ada tambahan usaha untuk antar jemputnya. Dua dari jadwal yang sudah ditentukan dari tempat lesnya mengharuskan kami lebih sering mampir ke masjid di sekitar tempat tersebut. Dulu sering juga kunjung ke masjid itu, waktu masih ngontrak rumah di sekitaran masjid tersebut. Tapi sudah lama sekali tidak. Sehingga aku dan suami baru sadar dan tahu bahwa sekarang masjid itu sudah sangat besar dan sangat indah.


Alhasil, ada refreshing baru untuk tempat ibadah. Mendengarkan ceramah-ceramah dari ustad-ustad baru (bagi kami) sambil menunggu si sulung pulang. Lebih jauh, karena mengantar lesnya ba'da maghrib, maka cukup banyak waktu luang sampai dengan menunggu isya. Alhamdulillah, kebiasaan di masjid tersebut adalah membaca Al-Qur'an sambil menunggu waktu isya tiba. Sekali lagi, entah apa ini kebetulan. Tapi aku bersyukur, diberikan jalan, tempat, waktu untuk lebih banyak akrab dengan Kalamullah. Bersyukur karena masih diberi cara-cara indah dan ajaib saat lalai. Tak sanggup membayangkan yang sebaliknya.....#Ampun Ya Rabb....



Sumber Gambar

Kebetulan atau tidak, harapan dalam diri hanya agar tahu diri dan sadar serta lebih sensitif setiapkali mendapat 'teguran' bahkan yang halus sekali pun. Sejatinya manusia di dalam hati yang paling dalam merindukan kasih sayang Penciptanya dan takut akan amarah-Nya. Siapapun, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Tulisan ini adalah kenangan dari proses belajar dan terus belajar memaknai setiap kejadian yang dilewati serta menuliskannya sebagai jurnal dari sejarah hidup.

Masih banyak lagi kebetulan-kebetulan yang terjadi dalam hidup kita, tersirat dalam hati, menggerakkan diri berbuat sesuatu yang in sya Allah adalah kebaikan. Semoga Allah SWT masih berkenan 'menyentil' dengan cara yang baik, Amiin.









12 komentar:

  1. ya kebetulan itu sepertinya ngga kita sadari sebelumnya tapi rencana Allah memang betul-betul di luar dugaan. sangat bagus, tapi masih ada yang kurang yakni font tulisannya membosankan mata saya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. O begitu ya Mas Mukhofas....
      Terima kasih masukannya ya...:-)

      Hapus
  2. Semua sudah terencana oleh maha kuarsa ya kan bu dhona? :D

    BalasHapus
  3. Semua memang sudah ditentukan. Dan terkadang qta lupa bahwa itu dari Tuhan. Dan akhirnya bilang kebetulan.hehe
    Salam kenal dan sukses mak.
    liswanti627.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak Liswanti...
      Makasih dah mampir yaaa...;-)

      Hapus
  4. sadar nggak sadar bahwa kebetulan itu aalah rencana Allah ya mbak,
    salam kenal mak ^^

    BalasHapus
  5. Betul banget Mak...
    Salam kenal juga ya Mak...:-)

    BalasHapus
  6. Dan bukan kebetulan saya mampir disini., ehehehehe,,

    BalasHapus
  7. Amin, betul banget mba kadang kita meman perlu ditegur ya supaya ingat Dia terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak Kania...
      Alhamdulillah, teguran adalah bukti sayang Allah kepada hambanya.
      Semoga kita ditegur dengan cara-cara yang lembut ya Mak....:-)

      Hapus

Terima kasih sudah mampir di blog ini. Feel free to make any comment yaaa...