IBU
Bersinar Kau bagai cahaya
Yang selalu beriku
penerangan
Selembut sutra kasihmu
kan
Slalu kurasa dalam suka
dan duka
Kaulah ibuku,
Cinta kasihku,
Trima kasihku takkan
pernah terhenti
Kau bagai matahari
Yang slalu bersinar
Sinari hidupku dengan
kehangatanmu
Bagaikan embun kesejukan
Hati ini dengan kasih
sayangmu
Betapa Kau sangat berarti
Dan bagiku Kau takkan
pernah terganti
Kaulah ibuku,
Cinta kasihku
Trima kasihku takkan
pernah terhenti
Kau bagai matahari
Yang slalu bersinar
Sinari hidupku dengan
kehangatanmu
by : Farhan dan Haddad Alwi
**********
Terus-terusan ngedengerin lagu ini, soalnya lagu ini yang akan dibawain kelasnya Kak Ciwa untuk acara Gebyar di sekolah. Sedang mikirin sedikit koreo dan buat [hanya] beberapa bait puisi di sela-sela intro lagu.....Tapi yang terjadi malah lain. Mewek....akkhhhhh....
Hmmppff....rasanya bersyukur banget, saat nemenin temennya Ka Ciwa latihan, aku gak perlu 'ngerasain' lagunya, karena harus konsentrasi liatin gerakannya mereka. Tapi kali ini, justru harus konsentrasi dengerin lagunya supaya tau puisi bisa dimasukin dibagian mana, seberapa panjang bisanya, dst dst dst.....
Belom lagi harus ikut menghayati liriknya, karena harapannya ya....isi puisi gak 'nyebrang' ama lirik lagu......Rasanya banyak banget kalimat bagus yang bisa di pake. Tapi ternyata, saat hati melow dan harus bikin sedikit kalimat [yang bakal di-akuin sebagai puisi ini] pada rentang waktu yang singkat.....kok malah susah yaaa....hiks....
Setelah dibuat,dengan estimasi pembacaan yang tepat dengan berakhirnya intro, kok jadi biasa bangetsss....ahhhhh......tidak mudah ternyata...
Puisi tentang Ibu ' berserakan' dimana-mana, apalagi di dunia maya. Berserakan juga di hati dan pikiran, tapi kok malah gak mampu memilih yang terbaik dan menjadikannya kalimat yang kuat dan mewakili semua yang 'berserakan' itu tadi yaaaa....Ohh...dhon....come on....
#angkatbenderaputihduludeh.....
sosok ibu memang menjadi inspirasi yang tiada henti bagi setiap orang untuk berkarya...
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
Setuju banget Pak Hariyanto...
BalasHapusMakasih dah mampirya Pak...:-)