Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Iboih Beach, Sabang, Weh Island, Aceh.

Jumat, 03 Oktober 2014

Liburan ke Aceh - Lhokseumawe - Aceh Lon sayang

Alow sobat...

Kali ini pengen cerita tentang pengalaman balik kampung liburan Lebaran kemarin.Late post sihh....janji ke diri sendiri yang baru bisa ditepati... Daerah yang aku sebut kampung ini bukan kampung halaman sih *secara menurut kebanyakan orang kampung halaman itu adalah tempat asal ortu atau tempat dimana kita dilahirkan* Soalnya diriku bukan dilahirkan di sana, bukan pula kota asal ortu baik ayah atau ibu ku. Tapi....rasanya, justru tempat ini yang paling cucok aku panggil kampung halaman. Meski aku lahir di Palembang, tapi aku justru paling tau dan hapal kota kecil ini. Tempat itu dulunya disebut Zona Industri. Yuppz, kota kecil bernama Lhokseumawe, yang penuh dengan industri-industri.

Sumber PIC

Aku tidak lahir di sana, tapi seluruh masa kecilku, ku ukir di sana. Aceh Lon Sayang. Apapun duka yang pernah terukir di sana, bagiku di sana adalah tempat favoritku. Semoga Aceh terus aman dan kondusif,jadi bisa terus berkembang dan aku bisa terus pulkam untuk mengenang masa kecil dan menikmati pantainya, Amiin. 


Tugu simpang Jam-Lhokseumawe.
Sumber Pic


Kota ini kami singgahi 2 kali dalam perjalanan liburan keluarga kami. Kesempatan pertama,benar-benar hanya singgah, karena hanya semalam lalu kami berangkat menuju Banda Aceh dan diteruskan ke Sabang. Perjalanan pertama ke Sabang yang Amazing pernah aku tuangkan di sini. Kesempatan ke-2 kami singgah saat akan kembali dari Banda Aceh. Niat awal yang hanya 1 hari jadi 2 hari karena kami belum bisa melanjutkan perjalanan disebabkan si Papa kumat Migrainnya. Kelelahan terus-menerus nyupir akhirnya menunjukkan wujudnya, hehehe...

Jujur, seneng bisa lebih lama di sana. Aku sempat lihat rumah Papaku di Lhok, bisa singgah ke beberapa sanak saudara meski belum semuanya, dan yang paling penting adalah : ziarah ke kuburan Mama. Rasanya sudah lamaaa sekali gak ziarah. Meski katanya yang paling penting adalah do'a,namun tetap saja melihat langsung tempat di mana jasad beliau beristirahat terakhir menghadirkan rasa lain.*haru

Sore itu,anak-anak masih pada tidur. Aku dan suami bersiap untuk ziarah. Seperti biasa, parang adalah 'bekal' yang wajib dibawa. Dengan mengendarai sepeda motor milik kakak ipar,kami pun berangkat ke sana. Baru saja memasuki Gapura depan Komplek Perumahan PT.AAF,sekelebat bayangan tentang beragam memori saat di sana, melintas hilir mudik di kepalaku. Di mataku, aku melihat betapa 'lelah' nya komplek ini,tua dan tak terawat. Tapi di kepalaku,aku masih ingat bagaimana ramainya lalu lalang di sana dulu, rumput yang hijau segar, sekurity yang ramai dan ramah,tulisan selamat datang yang gagah....Terakhir kali aku ke sana,rumah-rumah yang terletak di dekat jalan masuk sepi,kosong dan terlihat sangat angker. Tapi sekarang,justru mulai ramai ditinggali dan tampak mulai terawat. Meski secara keseluruhan,pemandangan komplek ini masih amburadul dan kotor.Tapi penghuninya betul-betul ramai dari yang pernah aku ingat. Ternyata sudah banyak orang yang membersihkan rumah-rumah kosong itu dan menempatinya.Entah dengan izin atau tidak. Kolam yang terletak ditengah komplek pun terlihat kotor dan rumputnya gersang. Pohon-pohon besar yang dulu berdiri kokoh di sana menanungi orang-orang yang memancing saat acara 17-an pun sudah tumbang dan dipotong-potong untuk dijadikan kayu bakar. tidak ada yang melarang, orang bebas melakukan apapun di sana. Tapi bukankah begitu lebih baik, dari pada kosong dan seperti rumah hantu?

Asean sekarang......Sumber Pic

Tiba di bagian belakang komplek, di area lapangan sepakbola,ramai sekali anak muda yang bermain di sana. Dulu di belakang lapangan ini menjadi TPA komplek. Meski tetap terlihat sampah di sana-sini, tapi tidak sekotor dulu. Kuburan komplek ada di balik lapangan sepak bola ini. Sedikit turun ke bawah, berbatasan dengan kampung yang berada di sekitar komplek. Jalan ke sana sudah lebih bersih dan lebar. Ternyata ada yang menggunakan lahan kosong di sana untuk bercocok tanam. Pohon yang dulu menaungi nisan-nisan yang ada di sana, semakin menjulang tinggi dan besar.

Mataku mencari-cari, dan terpaku pada nisan milik Mama. Terbayang di mata,terakhir kali mengantarkan jasad beliau ke tempat ini. Jelas, sangat jelas, semua memori itu. 

Tumbuhan merambat yang ada disekitar nisan sudah begitu kuat bersandar pada nisan-nisan di sana. Suamiku dengan sigap membersihkan area di sekitar nisan mama. Setiap kali, dalam hati aku sampaikan, "Ma...ini menantu mama. Menantu yang tak pernah bertemu bahkan melihat wajah mama langsung.Tapi menyayangi mama seperti ena menyayangi mama. Karena dia selalu paham, apa yang ena rasakan tentang mama." *ahh...jadi melow...

Kali ini anak-anak kami tidak ikut.Tapi mereka pernah kami bawa untuk ziarah ke Nyai-nya. Setelah lebih besar, aku tetap ingin mereka tau, siapa dan dimana Nyai-nya dikuburkan. Kami tidak berdo'a di sana. Biarlah lafal do'a bagi beliau kami ucapkan di setiap sujud-sujud kami. Kuburan bukan tempat untuk berdo'a bukan?

Perjalanan di komplek itu kami akhiri dengan bersilaturahmi ke saudara yang sekarang tinggal di sana. Sayang, kami tidak sempat untuk berkunjung ke teman-teman yang tinggal di sekitar Krueng Geukueh, mungkin pun mereka sudah tidak lagi tinggal di sana.

Kesempatan berikutnya, kami jalan di pusat kota Lhokseumawe. Waaahhh...ruko-ruko nya sudah lebih tertata. Aku seneng banget lihatnya, plus jadi belanja ini itu...hahahaha. Soalnya jujur, menurutku lhoh ya, selera orang-orang di sana tuh bagus, sekilas aja lihat barang-barang yang mereka pajangin bikin pengen mampir. Dan memang bener, setelah masuk....gak sulit menemukan barang-barang yang kita suka.Gak harus berantakin atau kibas sana sini buat nemuin barang yang menarik perhatian....sekali lagi ini menurutku loh yaaaa...;-D. So....jadilah banyak barang yang aku beli......wkwkwk

Trus yang cukup berkesan adalahhhhh....makan soto Endang dan martabak plus roti cane bangladesh...Tempatnya tidak banyak berubah,masih se-sederhana dulu, dan sotonya juga masih tetep manteeeeeppp...Porsi kecil yang bikin nagih.....Begitu juga martabak dan roti canenya.....ngangenin abiiissss....*ngiler

Warung soto Endang....Hampir tak ada yang berubah..

Si Abang sedang buatin Roti Cane dan Martabak Telur Pesanan-ku

Saat dalam perjalanan pulang ke Pangkalan Berandan, menuju rumah mertua, kami sempat mampir ke seorang teman lama, namanya Betty. Aku manggilnya Cik Bet....gegara temenku adalah ponakannya juga, kami bertiga se-umuran. Ah...ini bukan teman lagi kali yaaa....kami kenal cukup lama, bahkan dengan keluarga besarnya.....orang-orang baik, lucu dan suka bikin ketawa gak ada matinya :-). Well, berjumpa dengannya terasa spesial. Bahagia, akhirnya bisa bener-bener kopi darat setelah sebelumnya pernah niat jumpa tapi malah gak ktemu. Anak-anakku belum pernah bertemu dengan temanku ini, tapi dasar auranya baik dan nyenengin, anak-anak langsung berani dan kayak udah lama kenal aja Alhamdulillah....bahagia luar biasa.Terserah mau dibilang lebay ato apa...tapi ciyus, ketemu Ci Bet bikin hati tuh bahagiaaa banget, serasa menemukan sebagian kepingan memori indah yang sempat hilang  *haru bahagia.. 

Me and Betty. Sumber :Facebook Betty Salamony

Lagi, dalam perjalanan, kami mampir ke Geudong. Ini tempat kenangan nih. Dulu masa masih mahasiswa, aku dan suami sering makan di salah satu Ruko yang menjual Martabak Durian, kala musim durian di sana. Uenaaaaakkk banget loh...Dan itu kali ke-2 kami mampir. Setelah sebelumnya saat perjalanan menuju Lhokseumawe kami mampir  juga. Dan karena nanti entah kapan lagi bisa mampir, suami beli buanyak buat camilan di mobil. Soalnya Kak Ciwa doyan banget martabak durian.*emaknya juga

Mampir pertama di perjalanan Brandan-Lhok

Mampir ke-2. Bungkussss sebanyak-banyaknya...hehehe

Done !
Next...bersambung tentang perjalanan ke Banda Aceh..
See ya....

Baca juga "
 - Liburan saya dan keluarga ke Sabang 



2 komentar:

Terima kasih sudah mampir di blog ini. Feel free to make any comment yaaa...